Peran Dan Hal- Hal Yang Telah Dicapai Organisasi ASEAN
Pendahuluan
Association
of South East Asia Nations atau yang lebih dikenal dengan sebutan ASEAN
adalah nama persekutuan negara- negara Asia Tenggara.[1] Organisasi
yang dibuat demi kemajuan negara- negara angotanya yaitu negara- negara yang
terletak di wilayah Asia bagian Tenggara. Dalam perjalanannya sendiri
berdirinya organisasi ASEAN bukanlah hal yang mudah, karena sesama negara di
kawasan Asia Tenggara sering terjadi konflik contohnya antara Indonesia dengan
Malaysia, Malaysia dengan Singapura, serta
Thailand dengan Kamboja.
Berdirinya
organisasi Asean yaitu pada tangga 8 Agustus 1967 di Bangkok. Jadi pada saat
sekarang organisasi ini telah berumur 47. Dengan usia yang demikian tentu telah
banyak hal- hal yang di lakukan oleh
organisasi ini.
Pembahasan
A.
Bendera dan lambang ASEAN menggambarkan ASEAN yang stabil, damai,
bersatu, dan dinamis. Warna-warna yang tertuang dalam lambing –biru, merah,
putih dan kuning- melambangkan warna-warna utama lambing-lambang Negara-negara Anggota
ASEAN.Biru melambangkan
perdamaian dan stabilitas. Merah menggambarkan keberanian dan dinamisme. Putih
menunjukkan kesucian, sedangkan kuning melambangkan kemakmuran.
Ikatan rumpun padi melambangkan harapan para
tokoh-tokoh pendiri ASEAN agar ASEAN yang beranggotakan seluruh negara yang
berada di Asia Tenggara bersama-sama terikat dalam persahabatan dan
solidaritas. Lingkaran melambangkan kesatuan ASEAN.
Organisasi ASEAN mengunakan Bahasa Inggris sebagai Bahasa
resminya. Motto ASEAN adalah; “One Vision,
One Identity, One Community”, selain itu ASEAN juga mempunyai lagu resmi
yaitu; “The ASEAN Way”. Lagu ASEAN ini dipilih melalui sebuah kompetisi
terbuka (Kompetisi ASEAN Anthem) yang dilaksanakan mulai bulan Juni
sampai dengan November 2008. Pada putaran final penjurian Kompetisi ASEAN Anthem
tingkat ASEAN di Bangkok, Thailand, 20 November 2008, lagu berjudul “The
ASEAN Way” karya Kittikhun Sodprasert, Sampao Triudom dan Payom Valaiphatchra
dari Thailand ditetapkan sebagai Lagu resmi ASEAN.[2]
Gedung Keskretariatan ASEAN berada di Kebayoran Baru, Jakarta Swlatan
Indonesia.
Jumlah Angota ASEAN sekarang adalah sebanyak 11 anggota yakni:
Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunai Darussalam, Laos,
Kamboja, Vietnam, Myanmar, dan Timor Leste.
B. Sejarah Berdirinya Organisasi ASEAN
Kawasan Asia Tenggara secara geopolitik dan geoekonomi mempunyai
nilai strategis, serta menjadi incaran bahkan pertentangan kepentingan negara-negara
besar paska Perang Dunia II. Persaingan antar negara adidaya dan kekuatan besar
lainnya di kawasan Asia Tenggara, antara lain terlihat pada Perang Viet Nam.
Disamping itu, konflik kepentingan juga pernah terjadi diantara sesama
negara-negara Asia Tenggara seperti konflik antara Indonesia dan Malaysia.
Dilatarbelakangi
perkembangan situasi di kawasan Asia Tenggara pada saat itu, negara-negara Asia
Tenggara menyadari perlunya dibentuk suatu kerjasama yang dapat meredakan
saling curiga sekaligus membangun rasa saling percaya serta mendorong
pembangunan di kawasan. Sebelum terbentuknya ASEAN tahun 1967, negara-negara
Asia Tenggara telah melakukan berbagai upaya untuk menggalang kerjasama
regional baik yang bersifat intra maupun ekstra kawasan seperti; Association
of Southeast Asia (ASA), Malaya, Philippina, Indonesia (MAPHILINDO),
South East Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO), South
East Asia Treaty Organization (SEATO) dan Asia and Pacific Council
(ASPAC).
Barulah
pada 8 Agustus 1967 Organisasi Asean berdiri di Bangkok yang di prakarsai oleh
lima negara yakni Thailand, Malaysia, Singapura, Fhilpina dan Indonesia.[3]
Kelima Negara ini diwakili oleh mentri luar negeri masing- masing negara yakni:
1.
Adam Malik : Perwakilan Indonesia
2.
Tun Abdul Razak : Perwakilan Malaysia
3.
Narcisco Ramos : Perwakilan Filipina
4.
Rajaratnam : Perwakilan Singapura
5.
Thanat Koman : Perwakilan Thailand[4]
Berkumpulnya
lima perwakilan ini di Bangkok, Thailand dan di tandatanganinya Deklarasi
Bangkok maka berdirilah Asean.
Jadi berdirinya
Asean sangat dilatar belakangi oleh keberadaan Asia Tenggara yang berada di
tempat strategis yaitu jalur perdagangan yang meghubungkan antara Timur dan
Barat. Sehinggannya selalu menjadi incaran bagi pihak asing untuk berebut
pengaruh di wilayah ini, selain itu juga
untuk menjaga perdamain sesama negara di Asia Tenggara.
C.
Tujuan
ASEAN
Adapun tujuan ASEAN yang tertuang dalam Piagam adalah:
1.
Memelihara dan meningkatkan perdamaian, keamanan, dan stabilitas serta
lebih memperkuat nilai-nilai yang berorientasi pada perdamaian di kawasan;
2.
Meningkatkan
ketahanan kawasan dengan memajukan kerja sama politik, keamanan, ekonomi, dan
sosial budaya yang lebih luas;
3.
Mempertahankan Asia Tenggara sebagai Kawasan Bebas Senjata Nuklir dan bebas
dari semua jenis senjata pemusnah massal lainnya;
4.
Menjamin bahwa rakyat dan Negara-Negara Anggota ASEAN hidup damai dengan
dunia secara keseluruhan di lingkungan yang adil, demokratis, dan harmonis;
5.
Menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang stabil, makmur, sangat
kompetitif, dan terintegrasi secara ekonomis melalui fasilitasi yang efektif
untuk perdagangan dan investasi, yang di dalamnya terdapat arus lalu lintas
barang, jasa-jasa dan investasi yang bebas; terfasilitasinya pergerakan pelaku
usaha, pekerja profesional, pekerja berbakat dan buruh; dan arus modal yang
lebih bebas;
6.
Mengurangi kemiskinan dan mempersempit kesenjangan pembangunan di ASEAN
melalui bantuan dan kerja sama timbal balik;
7.
Memperkuat demokrasi, meningkatkan tata kepemerintahan yang baik dan aturan
hukum, dan memajukan serta melindungi hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan
fundamental, dengan memperhatikan hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari
Negara-Negara Anggota ASEAN;
8.
Menanggapi secara efektif, sesuai dengan prinsip keamanan menyeluruh,
segala bentuk ancaman, kejahatan lintas-negara dan tantangan lintas-batas;
9.
Memajukan pembangunan berkelanjutan untuk menjamin perlindungan lingkungan
hidup di kawasan, sumber daya alam yang berkelanjutan, pelestarian warisan
budaya, dan kehidupan rakyat yang berkualitas tinggi;
10. Mengembangkan sumber daya manusia melalui
kerja sama yang lebih erat di bidang pendidikan dan pembelajaran sepanjang
hayat, serta di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk pemberdayaan
rakyat ASEAN dan penguatan Komunitas ASEAN;
11. Meningkatkan kesejahteraan dan penghidupan
yang layak bagi rakyat ASEAN melalui penyediaan akses yang setara terhadap
peluang pembangunan sumber daya manusia, kesejahteraan sosial, dan keadilan;
12. Memperkuat kerja sama dalam membangun
lingkungan yang aman dan terjamin bebas dari narkotika dan obat-obat terlarang
bagi rakyat ASEAN;
13. Memajukan ASEAN yang berorientasi kepada
rakyat yang di dalamnya seluruh lapisan masyarakat didorong untuk
berpartisipasi dalam, dan memperoleh manfaat dari, proses integrasi dan
pembangunan komunitas ASEAN;
14. Memajukan identitas ASEAN dengan meningkatkan
kesadaran yang lebih tinggi akan keanekaragaman budaya dan warisan kawasan; dan
15. Mempertahankan sentralitas dan peran proaktif
ASEAN sebagai kekuatan penggerak utama dalam hubungan dan kerja samanya dengan
para mitra eksternal dalam arsitektur kawasan yang terbuka, transparan, dan
inklusif.[5]
D.
Sekretariat
ASEAN
Sebuah
Organisasi tentunya tidak akan bisa berjalan kalau tidak ada kepengurusanya.
Berdasarkan KTT ASEAN yang dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 1976 di Bali,
mendirikan gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta serta mengangkat H.R. Darsono
sebagai Sekjen pertama ASEAN. Masa jabatan Sekjen Asean pada awalnya hanya 2
tahun, namun pada akhirnya di ubah menjadi 4 tahun, dan terkhir menjadi 5
tahun. Untuk Sekjen makan di pergilirkan pada tiap- tiap negara anggota ASEAN
sesuai huruf abjad.
Adapun
Nama- nama Sekjen Asean yang pernah menjabat yaitu:
1.
Hartono Rekso Dharsono
(Indonesia), 7 Juni 1976 – 18 Februari 1978
2.
Umarjadi Notowijono
(Indonesia), 19 Februari 1978-30 Juni 1978
3.
Datuk Ali Bin Abdullah
(Malaysia), 10 Juli 1978-30 Juni 1980
4.
Narciso G. Reyes (Filipina),
1 Juli 1980-1 Juli 1982
5.
Chan Kai Yau (Singapura), 18
Juli 1982-15 Juli 1984
6.
Phan Wannamethee (Thailand),
16 Juli 1984-15 Juli 1986
7.
Roderick Yong (Brunei
Darussalam), 16 Juli 1986-16 Juli 1989
8.
Rusli Noor (Indonesia), 17
Juli 1989-1 Januari 1993
9.
Datuk Ajit Singh (Malaysia),
1 Januari 1993-31 Desember 1997
10.
Rodolfo C. Severino
(Filipina),1 Januari 1998-31 Desember 2002
11.
Ong Keng Yong, (Singapura),
1 Januari 2003 – 31 Desember 2007
12.
DR. Surin Pitsuwan
(Thailand), 1 Januari 2008 – sampai saat ini.[6]
E.
Peranan
ASEAN dan Hal- hal yang Telah Dicapai
Dengan Usia yang telah 47 tahun
tentu Organisasi ASEAN telah banyak memiliki peranan. Diantaranya yaitu:
1. Politik-
Perdamaian
Peran ASEAN dalam perpolitik terlihat sewaktu memban tu perdamaina yang terjadi antara Kamboja dengan Vietnam. Krisis di Kamboja terjadi pada tahun 1975 dan semakin meluas pada tahun 1978, ketika Democratic Kampuchea (DK) melakukan serangan balasan yang dilancarkan di baratdaya perbatasan Vietnam dan atas permintaan Kampuchea United Front for National Salvation, tentara Vietnam melancarkan serangan penuh terhadap kelompok Khmer Merah yang dipimpin Pol Pot. Kelompok Khmer Merah diduga telah membantai sekitar 1,6 juta orang Kamboja atas dasar pemurnian dan totalisme dalam bertindak. Dalam kurun waktu 3 minggu, tentara Vietnam berhasil menguasai Phnom Penh dan membantu mendirikan People’s Republic of Kampuchea (PRK). Terdapat beberapa keganjilan terkait pembalasan dendam yang melibatkan negara di luar kawasan ketika krisis Kamboja terjadi. Amerika berada di belakang Pol Pot guna membalaskan dendam masa lalu mereka terhadap Vietnam. DK dan PRK menjadi bidak oleh negara lain yang bermain di krisis Kamboja. DK atau Khmer Merah didukung oleh China dan Amerika sedangkan PRK yang dipimpin Hun Sen didukung oleh Vietnam. Di sini ASEAN mengambil peran untuk menjadi penengah dalam menyelesaikan konflik yang terjadi karena dapat mengancam stabilitas keamanan kawasan.
Langkah pertama yang diambil ASEAN untuk menyelesaikan konflik ini adalah dengan menekan tentara Vietnam agar keluar dari wilayah Kamboja dengan cara memobilisasi masyarakat internasional dan UN Security Council untuk mengisolasi kedua negara baik diplomasi maupun ekonominya. Cara yang ASEAN tempuh dalam menyelesaikan konflik Kamboja sangatlah diplomatis, tidak ada penggunaan cara militer dan berhasil dengan lobby dan diplomasi yang baik. Hal tersebut tidak lepas dari kerjasama antar anggota lain yang tidak terlibat dalam konflik dan lebih mengutamakan perdamaian kawasan tanpa ada kepentingan yang menunggangi konflik tersebut. ASEAN mendukung Kamboja secara keseluruhan, tidak mendukung kelompok yang terlibat baik itu DK ataupun PRK. Perdamaian yang terbaik untuk rakyat Kamboja, dan penghentian konfrontasi bersenjata menjadi prioritas. Dalam sidang umum PBB yang membahas masalah Kamboja, ASEAN sukses menghalangi proposal India untuk mengosongkan kursi Kamboja dan tanpa mengikutsertakan Vietnam, menteri-menteri luar negeri ASEAN memerintahkan untuk menarik semua pasukan asing tanpa terkecuali yang berada di wilayah Kamboja serta membuka kembali pemerintahan Phnom Penh agar rakyat Kamboja mendapatkan hak mereka dalam pemilihan umum., banyak konflik ASEAN lain yang terselesaikan dengan baik dan tetap berpegang teguh dengan apa yang mereka percayai.[7]
Selain
sengketa yang terjadi antara sesama anggota ASEAN, juga ada sengketa yang
terjadi antara ASEAN dengan wilayah di luar Asean, seperti sengketa laut Cina
Selatan. ASEAN telah berhasil mengelola potensi
konflik di Laut China Selatan menjadi potensi kerjasama yang melibatkan
beberapa negara ASEAN dan China. ASEAN dan China telah berhasil menyepakati Declaration
on the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC) yang ditujukan untuk
menyelesaikan persengketaan secara damai.[8]
Langkah pertama yang diambil ASEAN untuk menyelesaikan konflik ini adalah dengan menekan tentara Vietnam agar keluar dari wilayah Kamboja dengan cara memobilisasi masyarakat internasional dan UN Security Council untuk mengisolasi kedua negara baik diplomasi maupun ekonominya. Cara yang ASEAN tempuh dalam menyelesaikan konflik Kamboja sangatlah diplomatis, tidak ada penggunaan cara militer dan berhasil dengan lobby dan diplomasi yang baik. Hal tersebut tidak lepas dari kerjasama antar anggota lain yang tidak terlibat dalam konflik dan lebih mengutamakan perdamaian kawasan tanpa ada kepentingan yang menunggangi konflik tersebut. ASEAN mendukung Kamboja secara keseluruhan, tidak mendukung kelompok yang terlibat baik itu DK ataupun PRK. Perdamaian yang terbaik untuk rakyat Kamboja, dan penghentian konfrontasi bersenjata menjadi prioritas. Dalam sidang umum PBB yang membahas masalah Kamboja, ASEAN sukses menghalangi proposal India untuk mengosongkan kursi Kamboja dan tanpa mengikutsertakan Vietnam, menteri-menteri luar negeri ASEAN memerintahkan untuk menarik semua pasukan asing tanpa terkecuali yang berada di wilayah Kamboja serta membuka kembali pemerintahan Phnom Penh agar rakyat Kamboja mendapatkan hak mereka dalam pemilihan umum., banyak konflik ASEAN lain yang terselesaikan dengan baik dan tetap berpegang teguh dengan apa yang mereka percayai.[7]
Langkah pertama yang diambil ASEAN untuk menyelesaikan konflik ini adalah dengan menekan tentara Vietnam agar keluar dari wilayah Kamboja dengan cara memobilisasi masyarakat internasional dan UN Security Council untuk mengisolasi kedua negara baik diplomasi maupun ekonominya. Cara yang ASEAN tempuh dalam menyelesaikan konflik Kamboja sangatlah diplomatis, tidak ada penggunaan cara militer dan berhasil dengan lobby dan diplomasi yang baik. Hal tersebut tidak lepas dari kerjasama antar anggota lain yang tidak terlibat dalam konflik dan lebih mengutamakan perdamaian kawasan tanpa ada kepentingan yang menunggangi konflik tersebut. ASEAN mendukung Kamboja secara keseluruhan, tidak mendukung kelompok yang terlibat baik itu DK ataupun PRK. Perdamaian yang terbaik untuk rakyat Kamboja, dan penghentian konfrontasi bersenjata menjadi prioritas. Dalam sidang umum PBB yang membahas masalah Kamboja, ASEAN sukses menghalangi proposal India untuk mengosongkan kursi Kamboja dan tanpa mengikutsertakan Vietnam, menteri-menteri luar negeri ASEAN memerintahkan untuk menarik semua pasukan asing tanpa terkecuali yang berada di wilayah Kamboja serta membuka kembali pemerintahan Phnom Penh agar rakyat Kamboja mendapatkan hak mereka dalam pemilihan umum., banyak konflik ASEAN lain yang terselesaikan dengan baik dan tetap berpegang teguh dengan apa yang mereka percayai.[7]
Asia Tenggara juga menyatakan bahwa wilyah mereka bebas dari
senjata nuklir. Ini dibuktikan dengan adanya South-East Asia Nuclear Weapon
Free Zone (SEANWFZ) Treaty ditandatangani di Bangkok pada tanggal 15
Desember 1995. Traktat ini mulai berlaku
pada tanggal 27 Maret 1997. Pembentukan
SEANWFZ menunjukkan upaya negara-negara di Asia Tenggara untuk meningkatkan
perdamaian dan stabilitas kawasan baik regional maupun global, dan dalam rangka
turut serta mendukung upaya tercapainya pelarangan senjata nuklir secara umum
dan menyeluruh khususnya di wilayah Asia Tenggara.
Upaya-upaya negara anggota ASEAN untuk memperjuangkan traktat
SEANWFZ di tingkat internasional salah satunya adalah dengan diakuinya traktat
tersebut melalui resolusi Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Januari 2008 dengan
nomor A/Res/62/31 dengan perolehan suara 174 negara mendukung termasuk Rusia
dan China sebagai negara anggota Dewan Keamanan PBB, 1 negara menolak yaitu
Amerika Serikat dan 5 negara abstain yaitu Inggris, Perancis, Israel, Palau dan
Micronesia. Dengan diakuinya Traktat SEANWFZ oleh sidang Majelis Umum PBB
tersebut telah menunjukkan upaya negara-negara di Asia Tenggara untuk
meningkatkan perdamaian dan stabilitas kawasan baik regional maupun global, dan
dalam rangka turut serta mendukung upaya tercapainya suatu pelucutan dan
pelarangan senjata nuklir secara umum dan menyeluruh.
Dapat kita pahami bahwa Organisasi ASEAN telah memberi peran
penting bagi anggota- anggotanya. Dengan adanya organisasi ini sengketa bisa
diubah menjadi kerjasama, masalah ini dapat kita lihat pada senketa ASEAN
dengan Cina mengenai Laut Cina Selatan, jadi sejauh ini ASEAN telah berhasil
sebagai jembatan perdamaian baik sesama angota, juga ASEAN dengan negara diluar
kawasan Asia Tenggara.
2.
Ekonomi
Sejak
dibentuknya ASEAN sebagai organisasi regional pada tahun 1967, negara-negara
anggota telah meletakkan kerjasama ekonomi sebagai salah satu agenda utama yang
perlu dikembangkan. Pada awalnya kerjasama ekonomi difokuskan pada
program-program pemberian preferensi perdagangan (preferential trade),
usaha patungan (joint ventures), dan skema saling melengkapi (complementation
scheme) antar pemerintah negara-negara anggota maupun pihak swasta di
kawasan ASEAN, seperti ASEAN Industrial Projects Plan (1976), Preferential
Trading Arrangement (1977), ASEAN Industrial Complementation scheme
(1981), ASEAN Industrial Joint-Ventures scheme (1983), dan Enhanced
Preferential Trading arrangement (1987). Pada dekade 80-an dan
90-an, ketika negara-negara di berbagai belahan dunia mulai melakukan
upaya-upaya untuk menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi, negara-negara
anggota ASEAN menyadari bahwa cara terbaik untuk bekerjasama adalah dengan
saling membuka perekonomian mereka, guna menciptakan integrasi ekonomi kawasan.
Dalam hubungan Perdagangan
ASEAN juga memilki hubungan dengan Negara diluar ASEAN. Seperti ASEAN–China Free Trade Agreement yang di sepakati
pada Januari 2007 di Cebu Filipina. Dengan adanya perjanjianini di harapkan
mampu menaikan perekonomian di Asia Tengara dan Cina. Bukti nyata
pertumbuhan ekonomi ditandai dengan meningkatnya volume perdagangan ASEAN-China
dari US$ 160 miliar pada tahun 2006 menjadi US$171.1 miliar pada tahun
2007. Sebagai catatan, pada periode
2003-2007 total nilai perdagangan Indonesia China tumbuh sebesar 28.7%.
Selain
dengan Cina, ASEAN juga memilki perjanjian dagang dengan Australia, New
Zealand, India, Kanada, dan Jepang.
ASEAN
juga bergerak disektor jasa, seperti jasa angkuatan Laut dan jasa angkuata
udara.
Pada
sektor sumber daya ASEAN lebih banyak bergerak pada pangan. Salah satu bentuk
upayanya yaitu mengembangkan website
ASEAN Food Safety Network (www.aseanfoodsafetynetwork.net) untuk
memberikan informasi yang berguna terkait keamanan pangan.[9]
3.
Sosial
Kerjasama di bidang sosial ini terlihat pada
pada pembentuakan Komunitas Bloger ASEAN pada 10 Mei 2011. Pembentuakan
komunitas ini kiranya dapat dijadikan momentum bagi ASEAN untuk lebih banyak
lagi melibatkan peran masyarakat dalam proses pembentukan komunitas ASEAN.
Komunitas Sosial Budaya ASEAN bersifat terbuka dan bergerak berdasarkan pendekatan kemasyarakatan (People-Centered approach): dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Komunitas sosial budaya ASEAN mencakup kerjasama yang sangat luas dan multi-sektor, mulai dari upaya pengentasan kemiskinan, penanganan isu kesehatan, ketenagakerjaan, kepemudaan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, penanggulangan narkoba, kerjasama pegawai negeri, kerjasama pendidikan, penerangan, kebudayaan, lingkungan hidup, iptek hingga kerjasama penanganan kebencanaan. Dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang keberadaan ASEAN (ASEAN Awareness).[10]
Sebagai satu komunitas sosial budaya, masyarakat ASEAN akan bersama-sama mengatasi berbagai tantangan pertumbuhan penduduk dan kemiskinan, ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat. Negara-negara ASEAN perlu meningkatkan kerjasama untuk memperkuat daya saing kawasan dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan lingkungan hidupnya. ASEAN akan berupaya membuka akses seluas-luasnya bagi penduduknya dengan memperhatikan keseimbangan gender di berbagai bidang, antara lain di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai pelatihan untuk pengembangan sumber daya manusia, membangun kualitas hidup yang lebih baik, meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, serta terus melakukan pengawasan penyebaran wabah penyakit, pengendalian penyebarluasan penyalahgunaan dan penyelundupan narkoba, penurunan kualitas lingkungan dan polusi lintas batas. Untuk dapat melaksanakan kerjasama yang baik di seluruh sektor pemerintahan maka ASEAN terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui peningkatan kapabilitas pegawai negeri dan good governance serta meningkatkan keterlibatan masyarakat madani (civil society).
Komunitas Sosial Budaya ASEAN bersifat terbuka dan bergerak berdasarkan pendekatan kemasyarakatan (People-Centered approach): dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Komunitas sosial budaya ASEAN mencakup kerjasama yang sangat luas dan multi-sektor, mulai dari upaya pengentasan kemiskinan, penanganan isu kesehatan, ketenagakerjaan, kepemudaan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, penanggulangan narkoba, kerjasama pegawai negeri, kerjasama pendidikan, penerangan, kebudayaan, lingkungan hidup, iptek hingga kerjasama penanganan kebencanaan. Dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang keberadaan ASEAN (ASEAN Awareness).[10]
Sebagai satu komunitas sosial budaya, masyarakat ASEAN akan bersama-sama mengatasi berbagai tantangan pertumbuhan penduduk dan kemiskinan, ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat. Negara-negara ASEAN perlu meningkatkan kerjasama untuk memperkuat daya saing kawasan dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan lingkungan hidupnya. ASEAN akan berupaya membuka akses seluas-luasnya bagi penduduknya dengan memperhatikan keseimbangan gender di berbagai bidang, antara lain di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai pelatihan untuk pengembangan sumber daya manusia, membangun kualitas hidup yang lebih baik, meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, serta terus melakukan pengawasan penyebaran wabah penyakit, pengendalian penyebarluasan penyalahgunaan dan penyelundupan narkoba, penurunan kualitas lingkungan dan polusi lintas batas. Untuk dapat melaksanakan kerjasama yang baik di seluruh sektor pemerintahan maka ASEAN terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui peningkatan kapabilitas pegawai negeri dan good governance serta meningkatkan keterlibatan masyarakat madani (civil society).
Namun menurut saya peran masyarakat terhadap
ASEAN ini belum begitu terlihat, malahan tidak terlihat sama sekali. Keberadaan
ASEAN sendiri lebih kita ketahui fungsinya sebagai pemersatu dari negara-
negara yang berada di wilayah Asia bagian Tenggara.
Survei
Litbang Kompas mengenai ASEAN pada minggu pertama Mei 2011 dan dirilis Kompas
pada tanggal 13 Mei 2011, hanya 16 persen responden yang mengetahui rencana
pembentukan Komunitas ASEAN. Bahkan hanya seperempat dari mereka mengetahui
bahwa pembentukan Komunitas ASEAN ditargetkan pada tahun 2015.
Penutup
Asia Tenggara
Dengan organisasinya Association of South East Asia Nations atau
yang kita kenal dengan ASEAN telah banyak memberikan peran bagi negara-
anggotanya. Jumlah keanggotan ASEAN sekarang yakni terdiri dari 11 negara.
Jumlah negara ini sampai sekarang masih bertahan mebuktikan betapa solidnya
persatuan organisasi ASEAN ini
Peran-
peran oraganisasi ini sudah banyak secara garis besar dapat kita lihat yaitu
dari segi Politik, Ekonomi, Sosial.
[1]
Saifullah, Sejarah dan Kebudayaan Islam
di Asia Tenggara, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal: 3.
[2]
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN 2011, ASEAN Selayang Pandang,
19th edn,
D.J.K.S.A, Jakarta., hlm: 117
[3]
Munadjat Danusaputro, ASTRA- JAYA (Asia
Tenggara dalam Jalan Silang Dunia), (Jakarta: Bina Cipta, 1981) hlm: 181
[4]
Saifullah, Sejarah dan Kebudayaan Islam
di Asia Tenggara , Op.Cit, hal: 6.
[5]
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN 2011, Op.cit,
hlm: 14- 15.
[6]
Ibid, hlm: 18
[7]
http:/asean/ASEAN dan Perdamaian Kawasan.htm, (Diakses pada 08 September 2014,
pukul: 21: 52)
[8]
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN 2011, Op.cit,
hlm: 225
[9]
Ibid, hlm: 50- 56
[10]
http://asean/44 Tahun ASEAN Aris Heru Utomo's Blog.htm
(Diakses pada 08 September 2014, pukul: 21: 52)
Daftar
Kepustakaan
Danusaputro,
Munadjat. ASTRA- JAYA (Asia Tenggara
dalam Jalan Silang Dunia). (Jakarta: Bina Cipta. 1981)
Saifullah.
Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia
Tenggara. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010)
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN 2011. ASEAN Selayang Pandang.
19th edn.
D.J.K.S.A, Jakarta.
Kumpulan makalah Mahsiswa SKI Konsentrasi Asia Tengara, Fak.
Adab, IAIN IB. Kapita Selekta Sejarah
kebudayaan Islam di Asia Tenggara.Padang. 3013.
http:/asean/ASEAN
dan Perdamaian Kawasan.htm, (Diakses pada 08 September 2014, pukul: 21: 52)
http://asean/44 Tahun ASEAN
Aris Heru Utomo's Blog.htm (Diakses pada 08 September 2014, pukul: 21: 52)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar