Rabu, 14 Januari 2015

Peran Dan Hal- Hal Yang Telah Dicapai Organisasi ASEAN

Pendahuluan
            Association of South East Asia Nations atau yang lebih dikenal dengan sebutan ASEAN adalah nama persekutuan negara- negara Asia Tenggara.[1] Organisasi yang dibuat demi kemajuan negara- negara angotanya yaitu negara- negara yang terletak di wilayah Asia bagian Tenggara. Dalam perjalanannya sendiri berdirinya organisasi ASEAN bukanlah hal yang mudah, karena sesama negara di kawasan Asia Tenggara sering terjadi konflik contohnya antara Indonesia dengan Malaysia, Malaysia dengan Singapura, serta  Thailand dengan Kamboja.
Berdirinya organisasi Asean yaitu pada tangga 8 Agustus 1967 di Bangkok. Jadi pada saat sekarang organisasi ini telah berumur 47. Dengan usia yang demikian tentu telah banyak hal- hal yang di  lakukan oleh organisasi ini.

Pembahasan

A.    Profil ASEAN
Bendera dan lambang ASEAN menggambarkan ASEAN yang stabil, damai, bersatu, dan dinamis. Warna-warna yang tertuang dalam lambing –biru, merah, putih dan kuning- melambangkan warna-warna utama lambing-lambang Negara-negara Anggota ASEAN.Biru melambangkan perdamaian dan stabilitas. Merah menggambarkan keberanian dan dinamisme. Putih menunjukkan kesucian, sedangkan kuning melambangkan kemakmuran.
Ikatan rumpun padi melambangkan harapan para tokoh-tokoh pendiri ASEAN agar ASEAN yang beranggotakan seluruh negara yang berada di Asia Tenggara bersama-sama terikat dalam persahabatan dan solidaritas. Lingkaran melambangkan kesatuan ASEAN.
Organisasi ASEAN mengunakan Bahasa Inggris sebagai Bahasa resminya. Motto ASEAN adalah; “One Vision, One Identity, One Community”, selain itu ASEAN juga mempunyai lagu resmi yaitu; “The ASEAN Way”. Lagu ASEAN ini dipilih melalui sebuah kompetisi terbuka (Kompetisi ASEAN Anthem) yang dilaksanakan mulai bulan Juni sampai dengan November 2008. Pada putaran final penjurian Kompetisi ASEAN Anthem tingkat ASEAN di Bangkok, Thailand, 20 November 2008, lagu berjudul “The ASEAN Way” karya Kittikhun Sodprasert, Sampao Triudom dan Payom Valaiphatchra dari Thailand ditetapkan sebagai Lagu resmi ASEAN.[2] Gedung Keskretariatan ASEAN berada di Kebayoran Baru, Jakarta Swlatan Indonesia.
Jumlah Angota ASEAN sekarang adalah sebanyak 11 anggota yakni: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunai Darussalam, Laos, Kamboja, Vietnam, Myanmar, dan Timor Leste.

B.     Sejarah Berdirinya Organisasi ASEAN
Kawasan Asia Tenggara secara geopolitik dan geoekonomi mempunyai nilai strategis, serta menjadi incaran bahkan pertentangan kepentingan negara-negara besar paska Perang Dunia II. Persaingan antar negara adidaya dan kekuatan besar lainnya di kawasan Asia Tenggara, antara lain terlihat pada Perang Viet Nam. Disamping itu, konflik kepentingan juga pernah terjadi diantara sesama negara-negara Asia Tenggara seperti konflik antara Indonesia dan Malaysia. 
Dilatarbelakangi perkembangan situasi di kawasan Asia Tenggara pada saat itu, negara-negara Asia Tenggara menyadari perlunya dibentuk suatu kerjasama yang dapat meredakan saling curiga sekaligus membangun rasa saling percaya serta mendorong pembangunan di kawasan. Sebelum terbentuknya ASEAN tahun 1967, negara-negara Asia Tenggara telah melakukan berbagai upaya untuk menggalang kerjasama regional baik yang bersifat intra maupun ekstra kawasan seperti; Association of Southeast Asia (ASA), Malaya, Philippina, Indonesia (MAPHILINDO), South East Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO), South East Asia Treaty Organization (SEATO) dan Asia and Pacific Council (ASPAC).
Barulah pada 8 Agustus 1967 Organisasi Asean berdiri di Bangkok yang di prakarsai oleh lima negara yakni Thailand, Malaysia, Singapura, Fhilpina dan Indonesia.[3] Kelima Negara ini diwakili oleh mentri luar negeri masing- masing negara yakni:
1.      Adam Malik                      : Perwakilan Indonesia
2.      Tun Abdul Razak              : Perwakilan Malaysia
3.      Narcisco Ramos                 : Perwakilan Filipina
4.      Rajaratnam                        : Perwakilan Singapura
5.      Thanat Koman                   : Perwakilan Thailand[4]
Berkumpulnya lima perwakilan ini di Bangkok, Thailand dan di tandatanganinya Deklarasi Bangkok maka berdirilah Asean.
Jadi berdirinya Asean sangat dilatar belakangi oleh keberadaan Asia Tenggara yang berada di tempat strategis yaitu jalur perdagangan yang meghubungkan antara Timur dan Barat. Sehinggannya selalu menjadi incaran bagi pihak asing untuk berebut pengaruh di wilayah ini,  selain itu juga untuk menjaga perdamain sesama negara di Asia Tenggara.

C.    Tujuan ASEAN
Adapun tujuan ASEAN yang tertuang dalam Piagam adalah:
1.      Memelihara dan meningkatkan perdamaian, keamanan, dan stabilitas serta lebih memperkuat nilai-nilai yang berorientasi pada perdamaian di kawasan;
2.      Meningkatkan ketahanan kawasan dengan memajukan kerja sama politik, keamanan, ekonomi, dan sosial budaya yang lebih luas;
3.      Mempertahankan Asia Tenggara sebagai Kawasan Bebas Senjata Nuklir dan bebas dari semua jenis senjata pemusnah massal lainnya;
4.      Menjamin bahwa rakyat dan Negara-Negara Anggota ASEAN hidup damai dengan dunia secara keseluruhan di lingkungan yang adil, demokratis, dan harmonis;
5.      Menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang stabil, makmur, sangat kompetitif, dan terintegrasi secara ekonomis melalui fasilitasi yang efektif untuk perdagangan dan investasi, yang di dalamnya terdapat arus lalu lintas barang, jasa-jasa dan investasi yang bebas; terfasilitasinya pergerakan pelaku usaha, pekerja profesional, pekerja berbakat dan buruh; dan arus modal yang lebih bebas;
6.      Mengurangi kemiskinan dan mempersempit kesenjangan pembangunan di ASEAN melalui bantuan dan kerja sama timbal balik;
7.      Memperkuat demokrasi, meningkatkan tata kepemerintahan yang baik dan aturan hukum, dan memajukan serta melindungi hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan fundamental, dengan memperhatikan hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari Negara-Negara Anggota ASEAN;
8.      Menanggapi secara efektif, sesuai dengan prinsip keamanan menyeluruh, segala bentuk ancaman, kejahatan lintas-negara dan tantangan lintas-batas;
9.      Memajukan pembangunan berkelanjutan untuk menjamin perlindungan lingkungan hidup di kawasan, sumber daya alam yang berkelanjutan, pelestarian warisan budaya, dan kehidupan rakyat yang berkualitas tinggi;
10.  Mengembangkan sumber daya manusia melalui kerja sama yang lebih erat di bidang pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat, serta di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk pemberdayaan rakyat ASEAN dan penguatan Komunitas ASEAN;
11.  Meningkatkan kesejahteraan dan penghidupan yang layak bagi rakyat ASEAN melalui penyediaan akses yang setara terhadap peluang pembangunan sumber daya manusia, kesejahteraan sosial, dan keadilan;
12.  Memperkuat kerja sama dalam membangun lingkungan yang aman dan terjamin bebas dari narkotika dan obat-obat terlarang bagi rakyat ASEAN;
13.  Memajukan ASEAN yang berorientasi kepada rakyat yang di dalamnya seluruh lapisan masyarakat didorong untuk berpartisipasi dalam, dan memperoleh manfaat dari, proses integrasi dan pembangunan komunitas ASEAN;
14.  Memajukan identitas ASEAN dengan meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi akan keanekaragaman budaya dan warisan kawasan; dan
15.  Mempertahankan sentralitas dan peran proaktif ASEAN sebagai kekuatan penggerak utama dalam hubungan dan kerja samanya dengan para mitra eksternal dalam arsitektur kawasan yang terbuka, transparan, dan inklusif.[5]

D.    Sekretariat ASEAN
Sebuah Organisasi tentunya tidak akan bisa berjalan kalau tidak ada kepengurusanya. Berdasarkan KTT ASEAN yang dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 1976 di Bali, mendirikan gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta serta mengangkat H.R. Darsono sebagai Sekjen pertama ASEAN. Masa jabatan Sekjen Asean pada awalnya hanya 2 tahun, namun pada akhirnya di ubah menjadi 4 tahun, dan terkhir menjadi 5 tahun. Untuk Sekjen makan di pergilirkan pada tiap- tiap negara anggota ASEAN sesuai huruf abjad.
Adapun Nama- nama Sekjen Asean yang pernah menjabat yaitu:
1.      Hartono Rekso Dharsono (Indonesia), 7 Juni 1976 – 18 Februari 1978
2.      Umarjadi Notowijono (Indonesia), 19 Februari 1978-30 Juni 1978
3.      Datuk Ali Bin Abdullah (Malaysia), 10 Juli 1978-30 Juni 1980
4.      Narciso G. Reyes (Filipina), 1 Juli 1980-1 Juli 1982
5.      Chan Kai Yau (Singapura), 18 Juli 1982-15 Juli 1984
6.      Phan Wannamethee (Thailand), 16 Juli 1984-15 Juli 1986
7.      Roderick Yong (Brunei Darussalam), 16 Juli 1986-16 Juli 1989 
8.      Rusli Noor (Indonesia), 17 Juli 1989-1 Januari 1993
9.      Datuk Ajit Singh (Malaysia), 1 Januari 1993-31 Desember 1997
10.        Rodolfo C. Severino (Filipina),1 Januari 1998-31 Desember 2002
11.        Ong Keng Yong, (Singapura), 1 Januari 2003 – 31 Desember 2007
12.        DR. Surin Pitsuwan (Thailand), 1 Januari 2008 – sampai saat ini.[6]

E.     Peranan ASEAN dan Hal- hal yang Telah Dicapai
Dengan Usia yang telah 47 tahun tentu Organisasi ASEAN telah banyak memiliki peranan. Diantaranya yaitu:
1.      Politik- Perdamaian
Peran ASEAN dalam perpolitik terlihat sewaktu memban tu perdamaina yang terjadi antara Kamboja dengan Vietnam. Krisis di Kamboja terjadi pada tahun 1975 dan semakin meluas pada tahun 1978, ketika Democratic Kampuchea (DK) melakukan serangan balasan yang dilancarkan di baratdaya perbatasan Vietnam dan atas permintaan Kampuchea United Front for National Salvation, tentara Vietnam melancarkan serangan penuh terhadap kelompok Khmer Merah yang dipimpin Pol Pot. Kelompok Khmer Merah diduga telah membantai sekitar 1,6 juta orang Kamboja atas dasar pemurnian dan totalisme dalam bertindak. Dalam kurun waktu 3 minggu, tentara Vietnam berhasil menguasai Phnom Penh dan membantu mendirikan People’s Republic of Kampuchea (PRK). Terdapat beberapa keganjilan terkait pembalasan dendam yang melibatkan negara di luar kawasan ketika krisis Kamboja terjadi. Amerika berada di belakang Pol Pot guna membalaskan dendam masa lalu mereka terhadap Vietnam. DK dan PRK menjadi bidak oleh negara lain yang bermain di krisis Kamboja. DK atau Khmer Merah didukung oleh China dan Amerika sedangkan PRK yang dipimpin Hun Sen didukung oleh Vietnam. Di sini ASEAN mengambil peran untuk menjadi penengah dalam menyelesaikan konflik yang terjadi karena dapat mengancam stabilitas keamanan kawasan.
Langkah pertama yang diambil ASEAN untuk menyelesaikan konflik ini adalah dengan menekan tentara Vietnam agar keluar dari wilayah Kamboja dengan cara memobilisasi masyarakat internasional dan UN Security Council untuk mengisolasi kedua negara baik diplomasi maupun ekonominya. Cara yang ASEAN tempuh dalam menyelesaikan konflik Kamboja sangatlah diplomatis, tidak ada penggunaan cara militer dan berhasil dengan lobby dan diplomasi yang baik. Hal tersebut tidak lepas dari kerjasama antar anggota lain yang tidak terlibat dalam konflik dan lebih mengutamakan perdamaian kawasan tanpa ada kepentingan yang menunggangi konflik tersebut. ASEAN mendukung Kamboja secara keseluruhan, tidak mendukung kelompok yang terlibat baik itu DK ataupun PRK. Perdamaian yang terbaik untuk rakyat Kamboja, dan penghentian konfrontasi bersenjata menjadi prioritas. Dalam sidang umum PBB yang membahas masalah Kamboja, ASEAN sukses menghalangi proposal India untuk mengosongkan kursi Kamboja dan tanpa mengikutsertakan Vietnam, menteri-menteri luar negeri ASEAN memerintahkan untuk menarik semua pasukan asing tanpa terkecuali yang berada di wilayah Kamboja serta membuka kembali pemerintahan Phnom Penh agar rakyat Kamboja mendapatkan hak mereka dalam pemilihan umum., banyak konflik ASEAN lain yang terselesaikan dengan baik dan tetap berpegang teguh dengan apa yang mereka percayai.[7]

Selain sengketa yang terjadi antara sesama anggota ASEAN, juga ada sengketa yang terjadi antara ASEAN dengan wilayah di luar Asean, seperti sengketa laut Cina Selatan. ASEAN telah berhasil mengelola potensi konflik di Laut China Selatan menjadi potensi kerjasama yang melibatkan beberapa negara ASEAN dan China. ASEAN dan China telah berhasil menyepakati Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC) yang ditujukan untuk menyelesaikan persengketaan secara damai.[8]

Langkah pertama yang diambil ASEAN untuk menyelesaikan konflik ini adalah dengan menekan tentara Vietnam agar keluar dari wilayah Kamboja dengan cara memobilisasi masyarakat internasional dan UN Security Council untuk mengisolasi kedua negara baik diplomasi maupun ekonominya. Cara yang ASEAN tempuh dalam menyelesaikan konflik Kamboja sangatlah diplomatis, tidak ada penggunaan cara militer dan berhasil dengan lobby dan diplomasi yang baik. Hal tersebut tidak lepas dari kerjasama antar anggota lain yang tidak terlibat dalam konflik dan lebih mengutamakan perdamaian kawasan tanpa ada kepentingan yang menunggangi konflik tersebut. ASEAN mendukung Kamboja secara keseluruhan, tidak mendukung kelompok yang terlibat baik itu DK ataupun PRK. Perdamaian yang terbaik untuk rakyat Kamboja, dan penghentian konfrontasi bersenjata menjadi prioritas. Dalam sidang umum PBB yang membahas masalah Kamboja, ASEAN sukses menghalangi proposal India untuk mengosongkan kursi Kamboja dan tanpa mengikutsertakan Vietnam, menteri-menteri luar negeri ASEAN memerintahkan untuk menarik semua pasukan asing tanpa terkecuali yang berada di wilayah Kamboja serta membuka kembali pemerintahan Phnom Penh agar rakyat Kamboja mendapatkan hak mereka dalam pemilihan umum., banyak konflik ASEAN lain yang terselesaikan dengan baik dan tetap berpegang teguh dengan apa yang mereka percayai.[7]
Asia Tenggara juga menyatakan bahwa wilyah mereka bebas dari senjata nuklir. Ini dibuktikan dengan adanya South-East Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ) Treaty ditandatangani di Bangkok pada tanggal 15 Desember 1995.  Traktat ini mulai berlaku pada tanggal 27 Maret 1997.  Pembentukan SEANWFZ menunjukkan upaya negara-negara di Asia Tenggara untuk meningkatkan perdamaian dan stabilitas kawasan baik regional maupun global, dan dalam rangka turut serta mendukung upaya tercapainya pelarangan senjata nuklir secara umum dan menyeluruh khususnya di wilayah Asia Tenggara.
Upaya-upaya negara anggota ASEAN untuk memperjuangkan traktat SEANWFZ di tingkat internasional salah satunya adalah dengan diakuinya traktat tersebut melalui resolusi Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Januari 2008 dengan nomor A/Res/62/31 dengan perolehan suara 174 negara mendukung termasuk Rusia dan China sebagai negara anggota Dewan Keamanan PBB, 1 negara menolak yaitu Amerika Serikat dan 5 negara abstain yaitu Inggris, Perancis, Israel, Palau dan Micronesia. Dengan diakuinya Traktat SEANWFZ oleh sidang Majelis Umum PBB tersebut telah menunjukkan upaya negara-negara di Asia Tenggara untuk meningkatkan perdamaian dan stabilitas kawasan baik regional maupun global, dan dalam rangka turut serta mendukung upaya tercapainya suatu pelucutan dan pelarangan senjata nuklir secara umum dan menyeluruh.
Dapat kita pahami bahwa Organisasi ASEAN telah memberi peran penting bagi anggota- anggotanya. Dengan adanya organisasi ini sengketa bisa diubah menjadi kerjasama, masalah ini dapat kita lihat pada senketa ASEAN dengan Cina mengenai Laut Cina Selatan, jadi sejauh ini ASEAN telah berhasil sebagai jembatan perdamaian baik sesama angota, juga ASEAN dengan negara diluar kawasan Asia Tenggara.
2.      Ekonomi
Sejak dibentuknya ASEAN sebagai organisasi regional pada tahun 1967, negara-negara anggota telah meletakkan kerjasama ekonomi sebagai salah satu agenda utama yang perlu dikembangkan. Pada awalnya kerjasama ekonomi difokuskan pada program-program pemberian preferensi perdagangan (preferential trade), usaha patungan (joint ventures), dan skema saling melengkapi (complementation scheme) antar pemerintah negara-negara anggota maupun pihak swasta di kawasan ASEAN, seperti ASEAN Industrial Projects Plan (1976), Preferential Trading Arrangement (1977), ASEAN Industrial Complementation scheme (1981), ASEAN Industrial Joint-Ventures scheme (1983), dan Enhanced Preferential Trading arrangement (1987). Pada dekade 80-an dan 90-an, ketika negara-negara di berbagai belahan dunia mulai melakukan upaya-upaya untuk menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi, negara-negara anggota ASEAN menyadari bahwa cara terbaik untuk bekerjasama adalah dengan saling membuka perekonomian mereka, guna menciptakan integrasi ekonomi kawasan.
Dalam hubungan Perdagangan  ASEAN juga memilki hubungan dengan Negara diluar ASEAN. Seperti ASEAN–China Free Trade Agreement yang di sepakati pada Januari 2007 di Cebu Filipina. Dengan adanya perjanjianini di harapkan mampu menaikan perekonomian di Asia Tengara dan Cina. Bukti nyata pertumbuhan ekonomi ditandai dengan meningkatnya volume perdagangan ASEAN-China dari US$ 160 miliar pada tahun 2006 menjadi US$171.1 miliar pada tahun 2007.  Sebagai catatan, pada periode 2003-2007 total nilai perdagangan Indonesia China tumbuh sebesar 28.7%. 
Selain dengan Cina, ASEAN juga memilki perjanjian dagang dengan Australia, New Zealand, India, Kanada, dan Jepang.
ASEAN juga bergerak disektor jasa, seperti jasa angkuatan Laut dan jasa angkuata udara.
Pada sektor sumber daya ASEAN lebih banyak bergerak pada pangan. Salah satu bentuk upayanya yaitu mengembangkan website ASEAN Food Safety Network (www.aseanfoodsafetynetwork.net) untuk memberikan informasi yang berguna terkait keamanan pangan.[9]

3.      Sosial
Kerjasama di bidang sosial ini terlihat pada pada pembentuakan Komunitas Bloger ASEAN pada 10 Mei 2011. Pembentuakan komunitas ini kiranya dapat dijadikan momentum bagi ASEAN untuk lebih banyak lagi melibatkan peran masyarakat dalam proses pembentukan komunitas ASEAN.
Komunitas Sosial Budaya ASEAN bersifat terbuka dan bergerak berdasarkan pendekatan kemasyarakatan (People-Centered approach): dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Komunitas sosial budaya ASEAN mencakup kerjasama yang sangat luas dan multi-sektor, mulai dari upaya pengentasan kemiskinan, penanganan isu kesehatan, ketenagakerjaan, kepemudaan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, penanggulangan narkoba, kerjasama pegawai negeri, kerjasama pendidikan, penerangan, kebudayaan, lingkungan hidup, iptek hingga kerjasama penanganan kebencanaan. Dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang keberadaan ASEAN (ASEAN Awareness).[10]
Sebagai satu komunitas sosial budaya, masyarakat ASEAN akan bersama-sama mengatasi berbagai tantangan pertumbuhan penduduk dan kemiskinan, ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat. Negara-negara ASEAN perlu meningkatkan kerjasama untuk memperkuat daya saing kawasan dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan lingkungan hidupnya. ASEAN akan berupaya membuka akses seluas-luasnya bagi penduduknya dengan memperhatikan keseimbangan gender di berbagai bidang, antara lain di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai pelatihan untuk pengembangan sumber daya manusia, membangun kualitas hidup yang lebih baik, meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, serta terus melakukan pengawasan penyebaran wabah penyakit, pengendalian penyebarluasan penyalahgunaan dan penyelundupan narkoba, penurunan kualitas lingkungan dan polusi lintas batas. Untuk dapat melaksanakan kerjasama yang baik di seluruh sektor pemerintahan maka ASEAN terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui peningkatan kapabilitas pegawai negeri dan good governance serta meningkatkan keterlibatan masyarakat madani (civil society).
Namun menurut saya peran masyarakat terhadap ASEAN ini belum begitu terlihat, malahan tidak terlihat sama sekali. Keberadaan ASEAN sendiri lebih kita ketahui fungsinya sebagai pemersatu dari negara- negara yang berada di wilayah Asia bagian Tenggara.
Survei Litbang Kompas mengenai ASEAN pada minggu pertama Mei 2011 dan dirilis Kompas pada tanggal 13 Mei 2011, hanya 16 persen responden yang mengetahui rencana pembentukan Komunitas ASEAN. Bahkan hanya seperempat dari mereka mengetahui bahwa pembentukan Komunitas ASEAN ditargetkan pada tahun 2015.



Penutup
          Asia Tenggara Dengan organisasinya  Association of South East Asia Nations atau yang kita kenal dengan ASEAN telah banyak memberikan peran bagi negara- anggotanya. Jumlah keanggotan ASEAN sekarang yakni terdiri dari 11 negara. Jumlah negara ini sampai sekarang masih bertahan mebuktikan betapa solidnya persatuan organisasi ASEAN ini
            Peran- peran oraganisasi ini sudah banyak secara garis besar dapat kita lihat yaitu dari segi Politik, Ekonomi, Sosial.






                                            




[1] Saifullah, Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal: 3.
[2] Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN 2011, ASEAN Selayang Pandang, 19th edn, D.J.K.S.A, Jakarta., hlm: 117
[3] Munadjat Danusaputro, ASTRA- JAYA (Asia Tenggara dalam Jalan Silang Dunia), (Jakarta: Bina Cipta, 1981) hlm: 181
[4] Saifullah, Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara , Op.Cit, hal: 6.
[5] Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN 2011, Op.cit, hlm: 14- 15.
[6] Ibid, hlm: 18
[7] http:/asean/ASEAN dan Perdamaian Kawasan.htm, (Diakses pada 08 September 2014, pukul: 21: 52)
[8] Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN 2011, Op.cit, hlm: 225
[9] Ibid, hlm: 50- 56
[10] http://asean/44 Tahun ASEAN Aris Heru Utomo's Blog.htm (Diakses pada 08 September 2014, pukul: 21: 52)




Daftar Kepustakaan

Danusaputro, Munadjat. ASTRA- JAYA (Asia Tenggara dalam Jalan Silang Dunia). (Jakarta: Bina Cipta. 1981)
Saifullah. Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010)
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN 2011. ASEAN Selayang Pandang. 19th edn. D.J.K.S.A, Jakarta.
Kumpulan makalah Mahsiswa SKI Konsentrasi Asia Tengara, Fak. Adab, IAIN IB. Kapita Selekta Sejarah kebudayaan Islam di Asia Tenggara.Padang. 3013.
http:/asean/ASEAN dan Perdamaian Kawasan.htm, (Diakses pada 08 September 2014, pukul: 21: 52)
http://asean/44 Tahun ASEAN Aris Heru Utomo's Blog.htm (Diakses pada 08 September 2014, pukul: 21: 52)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar