MUHAMMAD ABDUH
Oleh: Rahmat Zulyatama
Pendahuluan
Muhammad Abduh adalah seorang tokoh
yang sangat berpengaruh terhadap pembahruan dalam Islam terutama dalam bidang
pendidikan. Walaupunn pada awalnya ia sempat bosan terhadap sisem belajar yang
ia dapat karena hanya menghafal dan menghafal saja, namun karena system pembelajaran
tersebut lah maka muncul pemikiran Abduh dalam pembaharuan khususnya sistem
pendidikan.
Selain itu ia juga dapat pengaruh dari
Jamaludin Al- Afgani yang juga merupakan guru dari Muhammad Abduh. Pada waktu
itu ia terlibat dalam pan- Islamisme dan juga mewujudkan berdirinya kembali
sisten kekhilafahan. Namun sewaktu al- Afgani meniggal di Istambul, ia kemabali
ke Mesir dan inilah awalnya ia berusaha mengubah sistem pendidikan di al-
Azhar.
MUHAMMAD ABDUH
A. Biografi
Muhammad Abduh
Nama
lengkapnya ialah Muhammad Abduh Bin Hasan Khair Allah. Beliau lahir di Desa
Mahallat Nashr Provinsi Gharbiyah, Mesir pada tahun 1265 H/ 1849 M. Ayahnya
adalah seorang keturunan turki bernama Abduh Khair Allah dan ibunya berasal
dari suku Quraisy yang nasabnya sampai kepada sahabat nabi Umar bin Khatab.[1]
Pada
masa kecilnya Abduh sudah terlihat kecerdasannya karena dalam waktu tiga tahun
dia telah hafal Al- Qur’an. Ketika berusia 14 belas tahun, Muhammad Abduh belajar di
masjid Ahmadi di Tanta. Masjid ini kedudukannya dianggap nomor dua setelah
universitas Al-Azhar dari segi tempat belajar Al-Qur’an dan menghafalnya.
Sistem pembelajaran dengan menghafal nash dan ulasan serta hukum di luar
kepala, yang tidak memberi kesempatan untuk memahami, membuat Muhammad Abduh
merasa tidak puas. Dia meninggalkan Masjid dan bertekad untuk tidak kembali
lagi ke kehidupan akademis.[2]
Setelah keluar dari lembaga
pendidikan ia pun menikah. Setelah menikah orang tuanya kembali memaksanya
untuk menuntuk ilmu. Namun bukannya langsung kedaerah Thanta, tetapi ia pergi kerumah pamannya yang bernama Syehk
Darwisy Khadr. Muhammad Abduh juga mendapakan ilmu dari pamannya mengenai
tasawuf. Dia kembali melanjutkan pembelajarannya di Masjid Al- Ahmad tak lebih
dari tiga bulan. Akhirnya ia pun tertarik untuk melanjutkan ke Al- Azhar,
meskipun ia tahu metode yang digunakan di Kairo hamper sama dengan yang
diterapkan di Tanta, namun keinginannya untuk mengetahui ilmu pengetahuan
tersebut telah mengatasi segalanya.
Pertemuan antara Muhammad Abduh
dengan Jamaluddin Al- Afgani terjadi ketika ia masih belajar di Al- Azhar dari
sinilah ia tertarik terhadap pemikiran Al- Afgani. Ketika Jamaluddin Al- Afgani
menetap di Mesir, Muhammad Abduh pun menjadi murid yang setia. Dari Al-
Afganilah, Abduh belajar mengenai ilmu filsafat.
B. Pemikiran- pemikiran Muhammad Abduh
Usaha Muhammada Abduh dalam
pembaharuan berawal dari masalah doktrin
atau keagamaan seperti pemahaman yang mudah terhadap akidah dan status
tinggi akal, yang kemudian diserapkan pendekatannya kepada aspek- aspek lain
seperti politik, sosial budaya dan system pendidikan. Gagasan pemabaharuan
Muhammad Abduh dapat di lihat pada prinsip- prinsip berikut
1. Kembalinya
umat Islam mengkaji al- Qur’an dan al- Hadits dengan penuh dedikasi.
Disini Muhammad
Abduh memperhatikan umat Islam susah membedakan antara sesuatu yang benar-
benar wahyu dengan sesuatu yang lebih kepada ijthad ( ketetapan ulama). Karenanya ada beberapa golongan yang
meletakkan taraf pemikran umat Islam terdahulu masuk kepada taraf agama. Pada
akhirnya umat Islam pada masa itu tidak berani menganalisis apalagi mengkritik
pendapat dan pemikiran ulama Islam terdahulu. Disini Muhammad Abduh berpendapat
bahwa akan keliru para pengkaji dan kalangan cerdik pandai apa bila tidak dapat
membedakan antara hal- hal yang bersifa agama dengan pemikiran Islam.
Dalam pemikiran
Muhammad Abduh ia juga menolak terhadap pemahaman dan pengamalan terhadap
sufisme yang secara berkelebihan. Menurutnya pemikiran pembaharuan berbeda
dengan sufisme. Contohnya: sufisme lebih berminat kepada reformasi indifidu
sedangkan modenis focus terhadap pembaharuan aturan sosio- politik.
2. Mentafsir
dan menformulasi semua doktrin Islam dengan gaya pemikiran Moderen
Dalam buku Harun
Nasution yang dikutib dari buku Muhammad Abduh dan Masyarakat Melayu menilai
bahwa Abduh meletakkan akal pada kedudukan yang tinggi sama halnya dengan
aliran Mu’tazilah. Lahirnya buku karangan Muhammad Abduh berjudul Risalah al-
Tawhid pada edisi pertama yang mempertahankan doktrin Mukthazilah, menjadi
bukti bahwasanya ia berpahamkan Mu’tazilah.
Abduh juga
menyatakan Al- Qur’an memberikan kepada setiap muslim untuk berbeda pendapat
sekalipun denagn ulama jika mereka mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal.
3. Memperbaharui
pendidikan tinggi (Mesir) dan dunia Islam
Dalam pandangan
Muhammad Abduh pendidikan di dunia Islam sangatlah ketinggalan zaman karena
cuma mementingkan hafalan, situasi ini juga ia alami sewaktu kecil dan
mengalami kebosanan terhadap system pembelajaran tersebut. Abduh memperkenalkan
kurikulum baru di Universitas Al- Azhar.
Selain itu Abduh juga berusaha membuka pendidikan yang luas terhadap
wanita Islam.
4. Mempertahankan
Islam dari Ancaman pengaruh Eropa dan serangan Kristen.
Pada awalnya Abduh yang juga murid al-
Afgani pada awalnya ikut mendukung ide pan- Islamisme dan penegakan khilafah.
Namun pada pertengahan perjuangannya persoalan tersebut tidak lagi menjadi
keutamaan, karena pada saat itu sangat sulit untuk di praktekkan. Ia pun
berpendapat yang dating dari barat tidak semuanya buruk, tidak semuanya baik[3]
Pada
akhirnya Muhamammad Abduh tidak sejalan dengan pemikiran al- Afgani yang banyak
bergerak pada bidang politik yang mendambakan berdirinya sebuah khilafah, naman
ia lebih memilih untuk mementikan pembaharuan dalam bidang pendidikan.
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, Muhammad Abduh berusaha memulai
pembaharuannya tersebut di Mesir yaitu pada Universitas al- Azhar. Yang
diperbaiki ia disana mulai dari lemabaga
yang ada pada univ Al- azhar, metode atau cara ajara yang diterapkan
yang biasa hanya menghafal saja, di ubah ke system diskusi, dan juga membuat
kurikulum baru dengan menambahkan mata pelajaran baru seperti aljabar dan
sejarah.
Kesimpulan
Cara belajar Muhammad Abduh yang ia dapat dari kecil
membuat ia paham bahwa umat Islam pada saat itu
hanya belajar menghafal saja sehingga tidak ada perkembangan untuk megetahui sesuatu yang
lebih. Ini dikarenakan oleh meode yang diterapkan dalaam lembag pendidkan
tersebut telah salah. Selain itu ilmu yang didapat disana pun hanya banyak
menyinggung tentang agama serta mempelajari sesuatu yang telah ada saja, tidak
adanya keinginan lebih untuk mendalami sebuah materi tersebut.
Muhammad untuk Abduh pun hadir untuk menubah hal tersebut
dan membuat cara- cara baru yang lebih modern dalam boidang pendidkan seperti
mengubah cara kerja lembaga, metode, serta kurikulum yang diajarkan dalam
pelajaaran di al- Azhar
Daftar Kepustakaan
Mat Zain, Farid dan Ismail Bakar.2007. Muhammad Abduh dan Masyarakat Melayu.
Selangor: Jabatan Pengkajian Arab dan Tammaddun Islam UKM.
Mohhammad, Herry. 2006. Tokoh- Tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20. Jakarta: Gema Insani.
Muhammad abduh/BIOGRAFI MUHAMMAD
ABDUH.html (Diunduh pada Jum’at, 28 Maret 2014, jam: 17.00 WIB)
Muhammad abduh/Muhammad Abduh dan
Pemikirannya “Tokoh Pembaharuan” _ Hikmawan S. Putra.html (Diunduh pada Kamis,
1 April 2014, jam: 19: 45 WIB)
Muhammad abduh/Ribut Purwo Juono,
S.Ag.,M.Pd.I PEMBAHARUAN PEMIKIRAN ISLAM
MUHAMMAD ABDUH.html (Diunduh pada Kamis, 1 April 2014, jam: 19: 45 WIB)
Muhammad abduh/PEMBEHARUAN ISLAM (Suatu
Analisis Kritis Pemikiran Muhammad Abduh) _ TERAS WACANA.html Diunduh pada
Kamis, 1 April 2014, jam: 19: 45 WIB)
Saifullah. 2006. Tokoh dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam di Kawasan Timur Tengah.
Padang : IB Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar