Kamis, 15 Januari 2015


MUHAMMAD ABDUH

Oleh: Rahmat Zulyatama


Pendahuluan
Muhammad Abduh adalah seorang tokoh yang sangat berpengaruh terhadap pembahruan dalam Islam terutama dalam bidang pendidikan. Walaupunn pada awalnya ia sempat bosan terhadap sisem belajar yang ia dapat karena hanya menghafal dan menghafal saja, namun karena system pembelajaran tersebut lah maka muncul pemikiran Abduh dalam pembaharuan khususnya sistem pendidikan.
Selain itu ia juga dapat pengaruh dari Jamaludin Al- Afgani yang juga merupakan guru dari Muhammad Abduh. Pada waktu itu ia terlibat dalam pan- Islamisme dan juga mewujudkan berdirinya kembali sisten kekhilafahan. Namun sewaktu al- Afgani meniggal di Istambul, ia kemabali ke Mesir dan inilah awalnya ia berusaha mengubah sistem pendidikan di al- Azhar.

MUHAMMAD ABDUH

A.    Biografi Muhammad Abduh
Nama lengkapnya ialah Muhammad Abduh Bin Hasan Khair Allah. Beliau lahir di Desa Mahallat Nashr Provinsi Gharbiyah, Mesir pada tahun 1265 H/ 1849 M. Ayahnya adalah seorang keturunan turki bernama Abduh Khair Allah dan ibunya berasal dari suku Quraisy yang nasabnya sampai kepada sahabat nabi Umar bin Khatab.[1]
Pada masa kecilnya Abduh sudah terlihat kecerdasannya karena dalam waktu tiga tahun dia telah hafal Al- Qur’an. Ketika berusia 14 belas tahun, Muhammad Abduh belajar di masjid Ahmadi di Tanta. Masjid ini kedudukannya dianggap nomor dua setelah universitas Al-Azhar dari segi tempat belajar Al-Qur’an dan menghafalnya. Sistem pembelajaran dengan menghafal nash dan ulasan serta hukum di luar kepala, yang tidak memberi kesempatan untuk memahami, membuat Muhammad Abduh merasa tidak puas. Dia meninggalkan Masjid dan bertekad untuk tidak kembali lagi ke kehidupan akademis.[2]
Setelah keluar dari lembaga pendidikan ia pun menikah. Setelah menikah orang tuanya kembali memaksanya untuk menuntuk ilmu. Namun bukannya langsung kedaerah Thanta, tetapi  ia pergi kerumah pamannya yang bernama Syehk Darwisy Khadr. Muhammad Abduh juga mendapakan ilmu dari pamannya mengenai tasawuf. Dia kembali melanjutkan pembelajarannya di Masjid Al- Ahmad tak lebih dari tiga bulan. Akhirnya ia pun tertarik untuk melanjutkan ke Al- Azhar, meskipun ia tahu metode yang digunakan di Kairo hamper sama dengan yang diterapkan di Tanta, namun keinginannya untuk mengetahui ilmu pengetahuan tersebut telah mengatasi segalanya.
Pertemuan antara Muhammad Abduh dengan Jamaluddin Al- Afgani terjadi ketika ia masih belajar di Al- Azhar dari sinilah ia tertarik terhadap pemikiran Al- Afgani. Ketika Jamaluddin Al- Afgani menetap di Mesir, Muhammad Abduh pun menjadi murid yang setia. Dari Al- Afganilah, Abduh belajar mengenai ilmu filsafat.



B.     Pemikiran- pemikiran Muhammad Abduh
Usaha Muhammada Abduh dalam pembaharuan berawal dari masalah doktrin  atau keagamaan seperti pemahaman yang mudah terhadap akidah dan status tinggi akal, yang kemudian diserapkan pendekatannya kepada aspek- aspek lain seperti politik, sosial budaya dan system pendidikan. Gagasan pemabaharuan Muhammad Abduh dapat di lihat pada prinsip- prinsip berikut
1.      Kembalinya umat Islam mengkaji al- Qur’an dan al- Hadits dengan penuh dedikasi.
Disini Muhammad Abduh memperhatikan umat Islam susah membedakan antara sesuatu yang benar- benar wahyu dengan sesuatu yang lebih kepada ijthad ( ketetapan ulama). Karenanya ada beberapa golongan yang meletakkan taraf pemikran umat Islam terdahulu masuk kepada taraf agama. Pada akhirnya umat Islam pada masa itu tidak berani menganalisis apalagi mengkritik pendapat dan pemikiran ulama Islam terdahulu. Disini Muhammad Abduh berpendapat bahwa akan keliru para pengkaji dan kalangan cerdik pandai apa bila tidak dapat membedakan antara hal- hal yang bersifa agama dengan pemikiran Islam.
Dalam pemikiran Muhammad Abduh ia juga menolak terhadap pemahaman dan pengamalan terhadap sufisme yang secara berkelebihan. Menurutnya pemikiran pembaharuan berbeda dengan sufisme. Contohnya: sufisme lebih berminat kepada reformasi indifidu sedangkan modenis focus terhadap pembaharuan aturan sosio- politik.
2.      Mentafsir dan menformulasi semua doktrin Islam dengan gaya pemikiran Moderen
Dalam buku Harun Nasution yang dikutib dari buku Muhammad Abduh dan Masyarakat Melayu menilai bahwa Abduh meletakkan akal pada kedudukan yang tinggi sama halnya dengan aliran Mu’tazilah. Lahirnya buku karangan Muhammad Abduh berjudul Risalah al- Tawhid pada edisi pertama yang mempertahankan doktrin Mukthazilah, menjadi bukti bahwasanya ia berpahamkan Mu’tazilah.
Abduh juga menyatakan Al- Qur’an memberikan kepada setiap muslim untuk berbeda pendapat sekalipun denagn ulama jika mereka mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal.
3.      Memperbaharui pendidikan tinggi (Mesir) dan dunia Islam
Dalam pandangan Muhammad Abduh pendidikan di dunia Islam sangatlah ketinggalan zaman karena cuma mementingkan hafalan, situasi ini juga ia alami sewaktu kecil dan mengalami kebosanan terhadap system pembelajaran tersebut. Abduh memperkenalkan kurikulum baru di Universitas Al- Azhar.  Selain itu Abduh juga berusaha membuka pendidikan yang luas terhadap wanita Islam.
4.      Mempertahankan Islam dari Ancaman pengaruh Eropa dan serangan Kristen.
Pada awalnya Abduh yang juga murid al- Afgani pada awalnya ikut mendukung ide pan- Islamisme dan penegakan khilafah. Namun pada pertengahan perjuangannya persoalan tersebut tidak lagi menjadi keutamaan, karena pada saat itu sangat sulit untuk di praktekkan. Ia pun berpendapat yang dating dari barat tidak semuanya buruk, tidak semuanya baik[3]

Pada akhirnya Muhamammad Abduh tidak sejalan dengan pemikiran al- Afgani yang banyak bergerak pada bidang politik yang mendambakan berdirinya sebuah khilafah, naman ia lebih memilih untuk mementikan pembaharuan dalam bidang pendidikan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Muhammad Abduh berusaha memulai pembaharuannya tersebut di Mesir yaitu pada Universitas al- Azhar. Yang diperbaiki ia disana mulai dari lemabaga  yang ada pada univ Al- azhar, metode atau cara ajara yang diterapkan yang biasa hanya menghafal saja, di ubah ke system diskusi, dan juga membuat kurikulum baru dengan menambahkan mata pelajaran baru seperti aljabar dan sejarah.



Kesimpulan
           
            Cara belajar Muhammad Abduh yang ia dapat dari kecil membuat ia paham bahwa umat Islam pada saat itu  hanya belajar menghafal saja sehingga tidak  ada perkembangan untuk megetahui sesuatu yang lebih. Ini dikarenakan oleh meode yang diterapkan dalaam lembag pendidkan tersebut telah salah. Selain itu ilmu yang didapat disana pun hanya banyak menyinggung tentang agama serta mempelajari sesuatu yang telah ada saja, tidak adanya keinginan lebih untuk mendalami sebuah materi tersebut.
            Muhammad untuk Abduh pun hadir untuk menubah hal tersebut dan membuat cara- cara baru yang lebih modern dalam boidang pendidkan seperti mengubah cara kerja lembaga, metode, serta kurikulum yang diajarkan dalam pelajaaran di al- Azhar



Daftar Kepustakaan

Mat Zain, Farid dan Ismail Bakar.2007. Muhammad Abduh dan Masyarakat Melayu. Selangor: Jabatan Pengkajian Arab dan Tammaddun Islam UKM.
Mohhammad, Herry. 2006. Tokoh- Tokoh Islam yang Berpengaruh  Abad 20. Jakarta: Gema Insani.
Muhammad abduh/BIOGRAFI MUHAMMAD ABDUH.html (Diunduh pada Jum’at, 28 Maret 2014, jam: 17.00 WIB)
Muhammad abduh/Muhammad Abduh dan Pemikirannya “Tokoh Pembaharuan” _ Hikmawan S. Putra.html (Diunduh pada Kamis, 1 April 2014, jam: 19: 45 WIB)
Muhammad abduh/Ribut Purwo Juono, S.Ag.,M.Pd.I  PEMBAHARUAN PEMIKIRAN ISLAM MUHAMMAD ABDUH.html (Diunduh pada Kamis, 1 April 2014, jam: 19: 45 WIB)
Muhammad abduh/PEMBEHARUAN ISLAM (Suatu Analisis Kritis Pemikiran Muhammad Abduh) _ TERAS WACANA.html Diunduh pada Kamis, 1 April 2014, jam: 19: 45 WIB)
Saifullah. 2006. Tokoh dan Gerakan Pembaharuan dalam Islam di Kawasan Timur Tengah. Padang : IB Press.




[1] Herry Mohhammad. 2006. Tokoh- Tokoh Islam yang Berpengaruh  Abad 20. Jakarta: Gema Insani, h:225
[2] muhammad abduh/Ribut Purwo Juono, S.Ag.,M.Pd.I  PEMBAHARUAN PEMIKIRAN ISLAM MUHAMMAD ABDUH.html
[3]  Farid Mat Zain dan Ismail Bakar.2007. Muhammad Abduh dan Masyarakat Melayu. Selangor: Jabatan Pengkajian Arab dan Tammaddun Islam UKM, h: 42-47

Tidak ada komentar:

Posting Komentar