Pemikiran
Rasyid Rida dan Tafsir al- Manar
Oleh: Rahmat Zulyatama
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm7oyFd2gSYQJoyLG4kJzJuSi9oOWRNSuEbEIrp0TiBMWsU3bsQWwe0xmZBVm9-ow8C5CaxEXKT51OuPkGp8YqwHcgNII6dNREs1Ra2hLmXYgsQdM4IX37RwHkViGSvjUf-H4l6UhwyHii/s1600/w6eye6e.jpg)
Rasyid Rida lahir pada tanggal 23 September 1865 M di al- Qalamun sebuah desa di Libanon yang
tidak jauh dari kota Tarabuls Syam. Ia termasuk keturunan Husain, cucu dari
Nabi Muhammad SAW. Karena keturunan dari seorang rasul itulah maka Rasyid Rida
memperoleh gelar Sayyid.
Dimasa beliau kecil rasyid rida
telah bersekolah di madrasah tradisional di al- Qolamun. Selain itu ia juga
pernah bersekolah di Madrasah al- Rasyidiyat, sekolah milik pemerintah Tripoli.
Dia juga pernag belajar di al- Madrasat al- Wathaniyat al- Islamiyat (sekolah
Nasional Islam) di Tripoli. Ditempat inlah Rasyid Rida belajar bahasa Arab,
Turki, dan Perancis. Dari sni lah ia mengenal bahwa umat Islam tidak akan maju
kecuali menguasai ilmu- ilmu agama dan ilmu kedunian sekaligus.
Rasyid Rida memiki banyak guru
seperti Syaikh Husein al- Jisr, Mahmud Nasyabah, Abd al- Gani al- Rifa’I namun
Rasyid Rida berkepribadian kuat, tdak mudah terpengaruh begitu saja oleh
pandangan guru- gurunya.
Dia lebih banyak dipengaruhi oleh
pemikiran dan ide- ide Jamaluddin al- Afghani dan Muhammad Abduh melalui
majalah al- Urwah al- Wutsqa. Namun sampai al- Afgani meninggal dia tidak
pernah bertemu. Pertemuan dengan Muhammad Abduh terjadi ketika Muhammad Abduh
dalam pengasingan di Beirut
Pada
tahun 1898 Rasyid Rida pindah ke Mesir. Ia akhirnya menerbitkan majalah al-
Manar dengan gurunya Muhammad Abduh. Di dale majalah- majalah tersebut
berisikan tulian- tulisan Muhammad Abduh, serta jug aide- ide pembaharuan yang
Rasyid Rida itu sendiri mengenai pembaharuan social, agama, serta pembaharuan
dale pendidikan.
Rasyid
Rida dalam pemikiran pembaharuannya lebih banyak terpenaruh ide- ide dari
Jamaluddin al- Afgani dan Muhammad Abduh, setidaknya ada tiga aspek yang
dilirik oleh Rasyid Rida yaitu:
1. Dalam
bidang agama
Pandangan
Rasyid Rida tentang mundurnya umat Islam karena tidak memahami ajaran Islam
dengan benar. Ini karena umat Islam pada masa itu lebih mementingkan ilmu agama
dari pada ilmu dunia, tidak ada keseimbangan antara keduanya. Jika saja umat
islam dapat memadukan kedua ilmu tersebut, maka umat Islam akan maju hngga
akhir zaman.
Selain
itu menurut Rasyid Rida kemunduran yang terjadi pada dunia Islam dikarenakan
penyelewengan agama itu sendiri, ditubuh Islam itu sendiri telah berkembang
bid’ah yang memilki pandangan Islam mengajarkan kekuatan batin, yang membuat
pemiliknya dapat memiliki apa pun. Sebab lainya menurut Rasyid Rida dikarenakan
umat Islam sudah tidak memiliki sikap jihad, yakni usaha keras dalam memajukan
Islam baik itu dari sehingga pemikiran, material serta jiwa mereka. Bagi Rasyid
Rida kunci kemajuan yaitu Ijtihad dan Jihad karena keduanya merupakan ajaran
Islam yang dinamis.
2. Dalam
bidang pendidikan
Rasyid
Rida dalam idenya mengenai pendidikan mengajukan supaya umat Islam tidak hanya
menyumbangkan hartanya untuk pembangunan Masjid saja tapi juga untuk pendidikan
yakni dengan cara mendirikan lembaga- lembaga pendidikan. Bagi Rasyid Rida
sebagai umat Islam kita harus merebut kembali Ilmu yang berada di Barat untuk
kemajuan Islam, karena bagi dia penemu ilmu- ilmu tersebut adalah umat Islam
sementara orang Barat hanya mengembangkan ilmu- ilmu yang sudah ditemukan oleh
umat Islam. Selain itu Rasyid Rida juga
melakukan pembaharuan dalam kurikulum pendidikan.
3. Dalam
bidang politik
Rasyid
Rida sangat ingin terjadi kesatuan dalam semua bidang, seperti, kesatuan Umat,
Bangsa, undang- undang, persaudaraan dan kesatuan bahasa. Pembaharuan yang dilakukan Rasyid Rida sama
dengan Jamaluddin al- Afghani, ia juga melihat perihal dihidupkan, kemabali sistem
Khilafah. Karena pada masa itu tidak memungkinkan lagi mengangkat kekhalifahan
secara tradisional. Jadi Rasyid Rida merumuskan bahwa Khalifah adalah kepala
Khilafah tetapi tidak memerintah, dia berfungsi menciptakan undang- undang dan
mengawasi pelaksanaanya.
Karya Rasyid Rida yang
terkenal adlah tafsir al- Manar, tafsiran ini pada awalnya d kemabangkan oleh
Muhammad Abduh yang selanjutnya di kembangkan oleh Rasyid Rida. Tafsir al- Manar itu sendiri adalah tafsir
yang terkenal bagi para peminat studi al- Qur’an. tafsir
al- Manar berorientasi pada sastra-budaya dan kemasyarakatan, serta menonjoklan
alas an utama kenapa al- Qur’an di turunkan, yaitu untuk sebagai petunjuk untuk
menyelaraskan hukum-hukum alam yang berlaku dimasyarakat.
Tafsir al- Manar
berawal dari perkulihan yang diajarkan oleh Muhammad Abduh, tafsir ini pada awalnya
bernama Tafsir al-Qur’an al-Hakim, disusunnya al- Manar oleh Rasyid Rida
setealah Muhammad Abduh meninggal. Keunikan penafsiran yang dilakukan Rasyid
Rida adalah; tergantung pada riwayat dari Nabi Saw, yan kedua adalah banyak
menukil pemikiran para mufassir lain. Hal ini dilakukan Rasyid Rida karena ia
tidak mau meniru gurunya yang apabila mendapat masalah hanya mengunakan hati
dan pemkirannya saja. Dapat di katakan bahwa pada awalnya tafsir al- Manar dikembangkan
oleh Muhammad Abduh, namun setelah itu dikembangkan oleh murid- muridnya
terutama Rasyid Rida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar