Rabu, 08 April 2015

Pemikiran Rasyid Rida dan Tafsir al- Manar

Oleh: Rahmat Zulyatama

Rasyid Rida  lahir pada tanggal 23 September 1865  M di al- Qalamun sebuah desa di Libanon yang tidak jauh dari kota Tarabuls Syam. Ia termasuk keturunan Husain, cucu dari Nabi Muhammad SAW. Karena keturunan dari seorang rasul itulah maka Rasyid Rida memperoleh gelar Sayyid.

         Dimasa beliau kecil rasyid rida telah bersekolah di madrasah tradisional di al- Qolamun. Selain itu ia juga pernah bersekolah di Madrasah al- Rasyidiyat, sekolah milik pemerintah Tripoli. Dia juga pernag belajar di al- Madrasat al- Wathaniyat al- Islamiyat (sekolah Nasional Islam) di Tripoli. Ditempat inlah Rasyid Rida belajar bahasa Arab, Turki, dan Perancis. Dari sni lah ia mengenal bahwa umat Islam tidak akan maju kecuali menguasai ilmu- ilmu agama dan ilmu kedunian sekaligus.
          Rasyid Rida memiki banyak guru seperti Syaikh Husein al- Jisr, Mahmud Nasyabah, Abd al- Gani al- Rifa’I namun Rasyid Rida berkepribadian kuat, tdak mudah terpengaruh begitu saja oleh pandangan guru- gurunya.
      Dia lebih banyak dipengaruhi oleh pemikiran dan ide- ide Jamaluddin al- Afghani dan Muhammad Abduh melalui majalah al- Urwah al- Wutsqa. Namun sampai al- Afgani meninggal dia tidak pernah bertemu. Pertemuan dengan Muhammad Abduh terjadi ketika Muhammad Abduh dalam pengasingan di Beirut
Pada tahun 1898 Rasyid Rida pindah ke Mesir. Ia akhirnya menerbitkan majalah al- Manar dengan gurunya Muhammad Abduh. Di dale majalah- majalah tersebut berisikan tulian- tulisan Muhammad Abduh, serta jug aide- ide pembaharuan yang Rasyid Rida itu sendiri mengenai pembaharuan social, agama, serta pembaharuan dale pendidikan.
Rasyid Rida dalam pemikiran pembaharuannya lebih banyak terpenaruh ide- ide dari Jamaluddin al- Afgani dan Muhammad Abduh, setidaknya ada tiga aspek yang dilirik oleh Rasyid Rida yaitu:

1.      Dalam bidang agama
Pandangan Rasyid Rida tentang mundurnya umat Islam karena tidak memahami ajaran Islam dengan benar. Ini karena umat Islam pada masa itu lebih mementingkan ilmu agama dari pada ilmu dunia, tidak ada keseimbangan antara keduanya. Jika saja umat islam dapat memadukan kedua ilmu tersebut, maka umat Islam akan maju hngga akhir zaman. 
Selain itu menurut Rasyid Rida kemunduran yang terjadi pada dunia Islam dikarenakan penyelewengan agama itu sendiri, ditubuh Islam itu sendiri telah berkembang bid’ah yang memilki pandangan Islam mengajarkan kekuatan batin, yang membuat pemiliknya dapat memiliki apa pun. Sebab lainya menurut Rasyid Rida dikarenakan umat Islam sudah tidak memiliki sikap jihad, yakni usaha keras dalam memajukan Islam baik itu dari sehingga pemikiran, material serta jiwa mereka. Bagi Rasyid Rida kunci kemajuan yaitu Ijtihad dan Jihad karena keduanya merupakan ajaran Islam yang dinamis.

2.      Dalam bidang pendidikan
Rasyid Rida dalam idenya mengenai pendidikan mengajukan supaya umat Islam tidak hanya menyumbangkan hartanya untuk pembangunan Masjid saja tapi juga untuk pendidikan yakni dengan cara mendirikan lembaga- lembaga pendidikan. Bagi Rasyid Rida sebagai umat Islam kita harus merebut kembali Ilmu yang berada di Barat untuk kemajuan Islam, karena bagi dia penemu ilmu- ilmu tersebut adalah umat Islam sementara orang Barat hanya mengembangkan ilmu- ilmu yang sudah ditemukan oleh umat Islam.  Selain itu Rasyid Rida juga melakukan pembaharuan dalam kurikulum pendidikan.

3.      Dalam bidang politik
Rasyid Rida sangat ingin terjadi kesatuan dalam semua bidang, seperti, kesatuan Umat, Bangsa, undang- undang, persaudaraan dan kesatuan bahasa.  Pembaharuan yang dilakukan Rasyid Rida sama dengan Jamaluddin al- Afghani, ia juga melihat perihal dihidupkan, kemabali sistem Khilafah. Karena pada masa itu tidak memungkinkan lagi mengangkat kekhalifahan secara tradisional. Jadi Rasyid Rida merumuskan bahwa Khalifah adalah kepala Khilafah tetapi tidak memerintah, dia berfungsi menciptakan undang- undang dan mengawasi pelaksanaanya.

Karya Rasyid Rida yang terkenal adlah tafsir al- Manar, tafsiran ini pada awalnya d kemabangkan oleh Muhammad Abduh yang selanjutnya di kembangkan oleh Rasyid Rida.  Tafsir al- Manar itu sendiri adalah tafsir yang terkenal bagi para peminat studi al- Qur’an. tafsir al- Manar berorientasi pada sastra-budaya dan kemasyarakatan, serta menonjoklan alas an utama kenapa al- Qur’an di turunkan, yaitu untuk sebagai petunjuk untuk menyelaraskan hukum-hukum alam yang berlaku dimasyarakat. 

Tafsir al- Manar berawal dari perkulihan yang diajarkan oleh Muhammad Abduh, tafsir ini pada awalnya bernama Tafsir al-Qur’an al-Hakim, disusunnya al- Manar oleh Rasyid Rida setealah Muhammad Abduh meninggal. Keunikan penafsiran yang dilakukan Rasyid Rida adalah; tergantung pada riwayat dari Nabi Saw, yan kedua adalah banyak menukil pemikiran para mufassir lain. Hal ini dilakukan Rasyid Rida karena ia tidak mau meniru gurunya yang apabila mendapat masalah hanya mengunakan hati dan pemkirannya saja. Dapat di katakan bahwa  pada awalnya tafsir al- Manar dikembangkan oleh Muhammad Abduh, namun setelah itu dikembangkan oleh murid- muridnya terutama Rasyid Rida.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar