ASSOCIATION
OF SOUTH EAST ASIA NATIONS
(Peran
Dan Hal- Hal Yang Telah Dicapai)
Oleh
Rahmat Zulyatama
A. Latar Belakang
Association of South East Asia Nations atau
yang lebih dikenal dengan sebutan ASEAN adalah nama persekutuan negara- negara
Asia Tenggara.[1] Organisasi Asean didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. Hingga sekarang organisasi ini
telah berumur 47, dan tentu
banyak hal- hal yang telah
dilakukan
oleh organisasi ini.
Organisai ini dibentuk dengan tujuan memajukan
negara-negara anggotanya dalam sektor apapun. Perjalanan yang dilalui organisasi ini semenjak berdirinya
hingga sekarang bukanlah hal yang mudah, karena sering terjadi konflik antar Negara anggota contohnya antara
Indonesia dengan Malaysia, Malaysia dengan Singapura, atau Thailand dengan Kamboja. Berdasarkan hal tersebut penulis
tertarik untuk menelusuri
sejarah berdirinya organisai
ini beserta peranannya.
B.
Profil ASEAN
Bendera dan lambang ASEAN
menggambarkan kondisi
negara Asia Tenggara yang dicita-citakan, stabil, damai, bersatu, dan dinamis. Warna yang terhimpun dalam lambang ASEAN
mewakilkan ciri masing-masing negara anggota. Biru melambangkan perdamaian dan stabilitas.
Merah menggambarkan keberanian dan dinamisme. Putih menunjukkan kesucian,
sedangkan kuning melambangkan kemakmuran.
Ikatan
rumpun padi melambangkan harapan para tokoh-tokoh pendiri ASEAN agar ke-sebelas
negara anggota bersama-sama terikat dalam persahabatan dan solidaritas,
sedangkan lingkaran melambangkan kesatuan.
Organisasi ini menggunakan
Bahasa Inggris sebagai bahasa resminya. Motto-nya adalah; “One Vision, One Identity, One Community”,
sedangkan lagu resminya berjudul “The
ASEAN Way”,
yang dipilih melalui sebuah kompetisi terbuka (Kompetisi ASEAN Anthem)
yang dilaksanakan bulan Juni-November tahun 2008 lalu. Pada putaran final penjurian
Kompetisi ASEAN Anthem di Bangkok, Thailand 20 November
2008, lagu berjudul “The ASEAN Way” karya Kittikhun Sodprasert, Sampao
Triudom dan Payom Valaiphatchra dari Thailand ditetapkan sebagai lagu resmi ASEAN.[2]
Melalui
KTT ASEAN di Bali tanggal 24 Februari 1976, didirikanlah sekretariat ASEAN di
Jakarta dengan H.R Darsono sebagai Sekjen pertama ASEAN untuk masa dua tahun.
Saat ini ASEAN beranggotakan 11 negara
yaitu, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunai
Darussalam, Laos, Kamboja, Vietnam, Myanmar, dan Timor Leste.
C. Sejarah Berdirinya Organisasi ASEAN
Kawasan Asia Tenggara secara
geopolitik dan geoekonomi mempunyai nilai strategis, sehingga menjadi
incaran perebutan
legitimasi kekuasaan demi kepentingan
negara-negara besar pasca Perang Dunia II. Persaingan antar negara adidaya dan kekuatan
besar lainnya di kawasan Asia Tenggara, antara lain terlihat pada Perang
VietNam. Bukan
hanya pihak luar, posisi strategis ini juga menyebabkan konflik antara sesama negara-negara Asia Tenggara seperti, Indonesia
dan Malaysia.
Dilatarbelakangi
perkembangan situasi di kawasan Asia Tenggara pada saat itu, negara-negara yang berada di kawasan ini menyadari perlunya dibentuk suatu kerjasama yang dapat meredakan
saling curiga, sekaligus membangun rasa saling percaya yang mampu
mendorong tingkat
pembangunan di kawasan. Sebelum terbentuknya ASEAN tahun 1967,
negara-negara Asia Tenggara telah melakukan berbagai upaya untuk menggalang
kerjasama regional baik yang bersifat intra maupun ekstra kawasan seperti;
Association of Southeast Asia (ASA), Malaya, Philippina, Indonesia (MAPHILINDO),
South East Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO), South
East Asia Treaty Organization (SEATO) dan Asia and Pacific Council
(ASPAC).
Cikal bakal
organisasi ini telah dirintis tahun 1966 oleh Menteri Luar Negeri Indonesia,
Adam Malik melalui serangkaian kegiatan geopolitik guna menyelesaikan
konfrontasi Indonesia-Malaysia.
Pertemuan Adam Malik dengan Menteri Luar Negeri Filipina, Narcisco Ramos
29 April 1966, memunculkan tekad untuk memecahkan masalah di kawasan Asia
Tenggara seperti konfrontasi Indonesia-Malaysia dan menjalin kerjasama regional
antara kedua pihak. Usaha ini berakhir baik dengan ditandatanganinya perjanjian
untuk menormalisasi hubungan Indonesia-Malaysia di Jakarta, yang berisi; pertama, Malaysia dan Indonesia
memutuskan untuk mengadakan perjanjian yang mempu menormalisasi hubungan
keduanya, kedua, hubungan diplomatik
kedua Negara akan segera diadakan melalui pertukaran perwakilan diplomatic
secepat mungkin.[3]
Organisasi ASEAN berdiri di Bangkok tanggal 8 Agustus 1967 melalui penandatanganan
Deklarasi Bangkok. Diprakarsai oleh lima negara yakni Thailand,
Malaysia, Singapura, Fhilpina dan Indonesia.[4] Masing-masing negara mengutus Menteri Luar Negeri
mereka sebagai perwakilan. Indonesia mengutus Adam Malik sebagai delegasi, Tun
Abdul Razak dari Malaysia, Narsisco Ramos dari Filipina, Rajaratnam dari
Singapura, dan Thanat Koman sebagai perwakilan Negara Thailand.
Dapat disimpulkan bahwa berdirinya ASEAN
selain untuk menjaga perdamaian
sesama negara di Asia Tenggara
sebagai antisipasi atas berkobarnya perang Indo-Cina dan Perang Dingin antara
Blok Barat dan Blok Timur, juga dilatarbelakangi oleh posisi strategis kawasan ini
yang menghubungkan
jalur perdagangan antara
Timur dan Barat, yang
selalu
menjadi incaran pihak asing untuk berebut pengaruh di wilayah ini.
D.
Tujuan
ASEAN
Secara rinci, tujuan berdirinya
organisasi ASEAN tertuang dalam Piagam, yaitu:
1. Memelihara dan meningkatkan perdamaian,
keamanan, dan stabilitas serta lebih memperkuat nilai-nilai yang berorientasi
pada perdamaian di kawasan;
2. Meningkatkan ketahanan kawasan dengan memajukan kerja sama politik,
keamanan, ekonomi, dan sosial budaya yang lebih luas;
3. Mempertahankan Asia Tenggara sebagai Kawasan
Bebas Senjata Nuklir dan bebas dari semua jenis senjata pemusnah massal
lainnya;
4. Menjamin bahwa rakyat dan Negara-Negara
Anggota ASEAN hidup damai dengan dunia secara keseluruhan di lingkungan yang
adil, demokratis, dan harmonis;
5. Menciptakan pasar tunggal dan basis produksi
yang stabil, makmur, sangat kompetitif, dan terintegrasi secara ekonomis
melalui fasilitasi yang efektif untuk perdagangan dan investasi, yang di
dalamnya terdapat arus lalu lintas barang, jasa-jasa dan investasi yang bebas;
terfasilitasinya pergerakan pelaku usaha, pekerja profesional, pekerja berbakat
dan buruh; dan arus modal yang lebih bebas;
6. Mengurangi kemiskinan dan mempersempit
kesenjangan pembangunan di ASEAN melalui bantuan dan kerja sama timbal balik;
7. Memperkuat demokrasi, meningkatkan tata
kepemerintahan yang baik dan aturan hukum, dan memajukan serta melindungi hak
asasi manusia dan kebebasan-kebebasan fundamental, dengan memper-hatikan
hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari Negara-Negara Anggota ASEAN;
8. Menanggapi secara efektif, sesuai dengan
prinsip keamanan menyeluruh, segala bentuk ancaman, kejahatan lintas-negara dan
tantangan lintas-batas;
9. Memajukan pembangunan berkelanjutan untuk
menjamin perlindungan lingkungan hidup di kawasan, sumber daya alam yang
berkelanjutan, pelestarian warisan budaya, dan kehidupan rakyat yang
berkualitas tinggi;
10. Mengembangkan sumber daya manusia melalui
kerja sama yang lebih erat di bidang pendidikan dan pembelajaran sepanjang
hayat, serta di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk pemberdayaan
rakyat ASEAN dan penguatan Komunitas ASEAN;
11. Meningkatkan kesejahteraan dan penghidupan
yang layak bagi rakyat ASEAN melalui penyediaan akses yang setara terhadap
peluang pembangunan sumber daya manusia, kesejahteraan sosial, dan keadilan;
12. Memperkuat kerja sama dalam membangun
lingkungan yang aman dan terjamin bebas dari narkotika dan obat-obat terlarang
bagi rakyat ASEAN;
13. Memajukan ASEAN yang berorientasi kepada
rakyat yang di dalamnya seluruh lapisan masyarakat didorong untuk
berpartisipasi dalam, dan memperoleh manfaat dari, proses integrasi dan
pembangunan komunitas ASEAN;
14. Memajukan identitas ASEAN dengan meningkatkan
kesadaran yang lebih tinggi akan keanekaragaman budaya dan warisan kawasan; dan
15. Mempertahankan sentralitas dan peran proaktif
ASEAN sebagai kekuatan penggerak utama dalam hubungan dan kerja samanya dengan
para mitra eksternal dalam arsitektur kawasan yang terbuka, transparan, dan
inklusif.[5]
E.
Sekretariat
ASEAN
Melalui KTT ASEAN di Bali tanggal 24 Februari 1976, didirikanlah
sekretariat ASEAN di Jakarta dengan H.R Darsono sebagai Sekjen pertama ASEAN
untuk masa dua tahun. Berikutnya, masa jabatan diperpanjang menjadi 4
tahun, dan mufakat terakhir
menyetujui bahwa seorang Sekjen ASEAN diamanahi jabatan untuk masa 5
tahun.
Jabatan
Sekjen dipergilirkan antara negara anggota dengan memakai abjad awal nama negara
sebagai acuan. Adapun nama-nama Sekjen Asean yang pernah
menjabat yaitu:
1.
Hartono Rekso Dharsono
(Indonesia), 7 Juni 1976 – 18 Februari 1978
2.
Umarjadi Notowijono
(Indonesia), 19 Februari 1978-30 Juni 1978
3.
Datuk Ali Bin Abdullah
(Malaysia), 10 Juli 1978-30 Juni 1980
4.
Narciso G. Reyes (Filipina),
1 Juli 1980-1 Juli 1982
5.
Chan Kai Yau (Singapura), 18
Juli 1982-15 Juli 1984
6.
Phan Wannamethee (Thailand),
16 Juli 1984-15 Juli 1986
7.
Roderick Yong (Brunei
Darussalam), 16 Juli 1986-16 Juli 1989
8.
Rusli Noor (Indonesia), 17
Juli 1989-1 Januari 1993
9.
Datuk Ajit Singh (Malaysia),
1 Januari 1993-31 Desember 1997
10.
Rodolfo C. Severino
(Filipina),1 Januari 1998-31 Desember 2002
11.
Ong Keng Yong, (Singapura),
1 Januari 2003 – 31 Desember 2007
12.
DR. Surin Pitsuwan
(Thailand), 1 Januari 2008 – 31 Desember 2012.[6]
13.
H.E. LE Luong Minh
(Vietnam), 1 Januari 2013- 31 Desember 2017[7]
Kesektertariatan Asean
ini sendiri berada di wilayah Indonesia tepatnya di Jl. Sisingamangaraja 70A Jakarta Selatan 12110 Indonesia dengan No Tel :
(6221) 7262991, 7243372, Fax : (6221) 7398234, 7243504 dan
Email : public@aseansec.org
Email : public@aseansec.org
F.
Peranan
ASEAN dan Hal- hal yang Telah Dicapai
Selama 47
tahun berkiprah
sebagai wadah kerjasama bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Organisasi
ASEAN telah banyak berperan dalam berbagai aspek, yaitu:
1.
Politik-Perdamaian
Peran ASEAN dalam perpolitikan terlihat dalam usahanya menciptakan perdamaian antara
Kamboja dan Vietnam.
Krisis Kamboja yang
terjadi tahun 1975 semakin meluas
pada tahun 1978, ketika Democratic Kampuchea (DK) melakukan serangan
balasan yang dilancarkan di Baratdaya
perbatasan Vietnam dan atas permintaan Kampuchea
United Front for National Salvation tentara
Vietnam melancarkan serangan penuh terhadap kelompok Khmer Merah yang dipimpin
Pol Pot. Kelompok Khmer Merah diperkirakan
telah membantai sekitar 1,6 juta orang Kamboja atas dasar pemurnian dan
totalisme dalam bertindak. Dalam kurun waktu 3 minggu, tentara Vietnam berhasil
menguasai Phnom Penh dan membantu mendirikan People’s Republic of Kampuchea (PRK).
Terdapat beberapa keganjilan terkait tindakan balas dendam yang
melibatkan negara di luar kawasan ketika krisis Kamboja terjadi. Amerika berada
di belakang Pol Pot guna membalaskan dendam masa lalu mereka atas kekalahannya dalam perang Vietnam.
DK dan PRK menjadi bidak negara lain yang ikut andil dalam krisis Kamboja. DK atau Khmer Merah didukung
oleh China dan Amerika, sedangkan
PRK yang dipimpin Hun Sen didukung oleh Vietnam. Di sini ASEAN mengambil peran sebagai penengah dalam
menyelesaikan konflik yang terjadi guna mempertahankan stabilitas keamanan kawasan.
Langkah pertama yang diambil ASEAN
untuk menyelesaikan konflik ini adalah menekan tentara Vietnam agar keluar dari
wilayah Kamboja dengan cara memobilisasi masyarakat internasional dan UN Security Council untuk mengisolasi kedua
negara baik secara diplomasi
maupun ekonomi. Cara yang ASEAN tempuh dalam
menyelesaikan konflik Kamboja sangatlah diplomatis, tidak ada penggunaan cara
militer, hanya melalui lobby dan
diplomasi yang baik. Hal tersebut tidak lepas dari kerjasama antar anggota lain
yang tidak terlibat konflik dan lebih mengutamakan perdamaian kawasan tanpa ada
kepentingan yang menunggangi konflik tersebut.
ASEAN mendukung Kamboja secara
keseluruhan, tidak mendukung kelompok yang terlibat baik itu DK ataupun PRK.
Perdamaian yang terbaik untuk rakyat Kamboja, dan penghentian konfrontasi
bersenjata menjadi prioritas. Dalam sidang umum PBB yang membahas masalah
Kamboja, ASEAN sukses menghalangi proposal India untuk mengosongkan kursi
Kamboja dan menafikan keikutsertaan
Vietnam. Menteri-menteri
luar negeri ASEAN memerintahkan untuk menarik semua pasukan asing tanpa
terkecuali yang berada di wilayah Kamboja serta membuka kembali pemerintahan
Phnom Penh agar rakyat Kamboja mendapatkan hak mereka dalam pemilihan umum. Banyak konflik lain yang mampu diselesaikan ASEAN dengan baik dan tetap
berpegang teguh pada
apa yang mereka percayai.[8]
Sengketa yangdihadapi ASEAN tidak hanya terjadi antar
Negara anggota, namun juga sengketa yang terjadi antara ASEAN
dengan wilayah di luar kawasan,
seperti sengketa laut Cina Selatan. ASEAN telah
berhasil mengelola potensi konflik di Laut China Selatan menjadi potensi
kerjasama yang melibatkan beberapa negara ASEAN dan China. ASEAN dan China
berhasil menyepakati Declaration on the Conduct of Parties in the South
China Sea (DOC) yang ditujukan untuk menyelesaikan persengketaan secara
damai.[9]
Asia Tenggara juga menyatakan bahwa wilayah mereka
bebas dari senjata nuklir. Ini dibuktikan dengan adanya South-East Asia
Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ) Treaty ditandatangani di Bangkok
pada tanggal 15 Desember 1995. Traktat
ini mulai berlaku pada tanggal 27 Maret 1997.
Pembentukan SEANWFZ menunjukkan upaya negara-negara di Asia Tenggara
untuk meningkatkan perdamaian dan stabilitas kawasan baik regional maupun
global, dan dalam rangka turut serta mendukung upaya tercapainya pelarangan
senjata nuklir secara umum dan menyeluruh khususnya di wilayah Asia Tenggara.
Upaya-upaya negara anggota ASEAN untuk memperjuangkan traktat
SEANWFZ di tingkat internasional salah satunya adalah dengan diakuinya traktat
tersebut melalui resolusi Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Januari 2008 dengan
nomor A/Res/62/31 dengan dukungan perolehan suara 174 negara, termasuk
Rusia dan China sebagai negara anggota Dewan Keamanan PBB. Amerika
Serikat adalah
satu-satunya pihak yang menolak, sementara 5 negara
abstain yaitu Inggris, Perancis, Israel, Palau dan Micronesia. Pengakuan sidang
Majelis Umum PBB terhadap
Traktat SEANWFZ tersebut telah menunjukkan
upaya negara-negara di Asia Tenggara untuk meningkatkan perdamaian dan
stabilitas kawasan baik regional maupun global, dan dalam rangka turut serta
mendukung upaya tercapainya suatu pelucutan dan pelarangan senjata nuklir
secara umum dan menyeluruh.
Dapat dipahami bahwa organisasi ASEAN telah memberi peran penting bagi anggota-
anggotanya. Keberadaan organisasi ini mampu mengubah sengketa menjadi kerjasama. Hal ini dapat dilihat pada
sengketa Laut Cina Selatan yang berubah menjadi kerjasama antara negara anggota
ASEAN dengan negara Cina. Sejauh ini ASEAN telah sukses berperan sebagai jembatan perdamaian baik sesama anggota maupun dengan
negara di luar kawasan Asia Tenggara.
2.
Ekonomi
Sejak dibentuknya ASEAN
sebagai organisasi regional pada tahun 1967, negara-negara anggota telah
meletakkan kerjasama ekonomi sebagai salah satu agenda utama yang perlu
dikembangkan. Pada awalnya kerjasama ekonomi difokuskan pada program-program
pemberian preferensi perdagangan (preferential trade), usaha patungan (joint
ventures), dan skema saling melengkapi (complementation scheme) antar
pemerintah negara-negara anggota maupun pihak swasta di kawasan ASEAN, seperti
ASEAN Industrial Projects Plan (1976), Preferential Trading
Arrangement (1977), ASEAN Industrial Complementation scheme (1981),
ASEAN Industrial Joint-Ventures scheme (1983), dan Enhanced
Preferential Trading arrangement (1987). Pada dekade 80-an dan
90-an, ketika negara-negara di berbagai belahan dunia mulai melakukan
upaya-upaya untuk menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi, negara-negara
anggota ASEAN menyadari bahwa cara terbaik untuk bekerjasama adalah dengan
saling membuka perekonomian mereka, guna menciptakan integrasi ekonomi kawasan.
Dalam hubungan perdagangan ASEAN juga menjalin kerjasama dengan pihak luar, seperti ASEAN–China Free
Trade Agreement yang di sepakati pada Januari 2007 di Cebu, Filipina. Dengan adanya perjanjian ini
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian
di Asia Tengara dan Cina. Bukti nyata pertumbuhan
ekonomi ditandai dengan meningkatnya volume perdagangan ASEAN-China dari US$
160 miliar pada tahun 2006 menjadi US$171.1 miliar pada tahun 2007. Sebagai
catatan, pada periode 2003-2007 total nilai perdagangan Indonesia-China
tumbuh sebesar 28.7%. Selain dengan Cina, ASEAN juga memilki
perjanjian dagang dengan Australia, New Zealand, India, Kanada, dan Jepang.
ASEAN
juga bergerak disektor jasa, seperti jasa Angkatan Laut dan Angkata Udara. Pada sektor sumber daya ASEAN lebih
banyak bergerak dibidang
pangan. Salah satu bentuk upayanya yaitu mengembangkan website ASEAN Food Safety Network (www.aseanfoodsafetynet
work.net)
untuk memberikan informasi yang berguna terkait keamanan pangan.[10]
3.
Sosial
Kerjasama dibidang sosial terlihat pada pembentukan
Komunitas Bloger ASEAN 10 Mei 2011. Pembentukan komunitas ini kiranya dapat
dijadikan momentum bagi ASEAN untuk lebih banyak lagi melibatkan peran
masyarakat dalam proses pembentukan komunitas ASEAN.
Komunitas
Sosial Budaya ASEAN bersifat terbuka dan bergerak berdasarkan pendekatan
kemasyarakatan (People-Centered approach):
dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Komunitas ini mencakup kerjasama yang sangat
luas dan multi-sektor, mulai dari upaya pengentasan kemiskinan, penanganan isu
kesehatan, ketenagakerjaan, kepemudaan, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak,
penanggulangan narkoba, kerjasama pegawai negeri, kerjasama pendidikan,
penerangan, kebudayaan, lingkungan hidup, iptek hingga kerjasama penanganan
kebencanaan, serta peningkatan
kesadaran masyarakat tentang keberadaan ASEAN (ASEAN Awareness).[11]
Sebagai
satu komunitas sosial budaya, masyarakat ASEAN akan bersama-sama mengatasi
berbagai tantangan pertumbuhan penduduk dan kemiskinan, ketenagakerjaan dan
kesejahteraan masyarakat. Negara-negara ASEAN perlu meningkatkan kerjasama
untuk memperkuat daya saing kawasan melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan
lingkungan hidup. ASEAN akan berupaya membuka akses seluas-luasnya bagi penduduknya dengan
memperhatikan keseimbangan gender di berbagai bidang, antara lain di bidang pendidikan,
ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai pelatihan untuk pengembangan
sumber daya manusia, membangun kualitas hidup yang lebih baik, meningkatkan
pelayanan kesehatan masyarakat, serta terus melakukan pengawasan penyebaran
wabah penyakit, pengendalian penyebarluasan penyalahgunaan dan penyelundupan
narkoba, penurunan kualitas lingkungan dan polusi lintas batas.
Untuk
dapat melaksanakan kerjasama yang baik di seluruh sektor pemerintahan maka
ASEAN terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui peningkatan
kapabilitas pegawai negeri dan good
governance serta meningkatkan
keterlibatan masyarakat madani (civil
society).
Namun menurut saya peran masyarakat terhadap ASEAN
ini belum begitu terlihat, malahan tidak terlihat sama sekali. Keberadaan ASEAN
sendiri lebih kita ketahui fungsinya sebagai pemersatu dari negara- negara yang
berada di wilayah Asia bagian Tenggara.
Survei
Litbang Kompas mengenai ASEAN pada minggu pertama Mei 2011 dan dirilis Kompas
pada tanggal 13 Mei 2011, menyatakan bahwa hanya
16 persen responden yang mengetahui rencana pembentukan Komunitas ASEAN. Bahkan
hanya seperempat dari mereka mengetahui informasi pembentukan Komunitas ASEAN yang ditargetkan
pada tahun 2015.
G. Kesimpulan
Organisai
negara-negara di kawasan Asia Tenggara, ASEAN (Association
of South East Asia Nations)
telah banyak berperan
bagi negara anggotanya, baik dalam upaya perdamaian maupun peciptaan
kerjasama regional. Saat ini ASEAN sekarang yakni
terdiri dari 11 negara
dan keanggotan ini sampai sekarang masih bertahan mebuktikan
betapa solidnya persatuan organisasi ASEAN ini.
Peran- peran oraganisasi ini sudah
banyak secara garis besar dapat kita ekonomi tidak hanya melkukan kerja sama
dengan negara- negara sesama anggota ASEAN namun mereka secara bersama melkukan
kerja sama ekonomi dengan negara di luar ASEAN Seperti dengan Jepanga dan
Australi.
Pada
bidang politik menjadikan negara Asean sebagai kawasan bebas dari nuklir,
selain itu juga ASEAN berperan dalam menjalankan perdamaian antara sesama
anggota. Tidak hanya di bidang politik dan ekonomi saja, organisasi ASEAN ini
juga berperan dalam bidang sosial dan budaya. Kerja sama ini berguna untuk
menjadikan masyarakat ASEAN yang saling peduli dan berbagi.
Daftar
Kepustakaan
Danusaputro,
Munadjat. ASTRA- JAYA (Asia Tenggara
dalam Jalan Silang Dunia). (Jakarta: Bina Cipta. 1981)
Ricklefs,
M.C. dkk. Sejarah Asia Tenggara Dari Masa
Prasejarah Samapai Kontemporer. Jakarta: Komunitas Bambu. 2013)
Saifullah.
Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia
Tenggara. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010)
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN 2011. ASEAN Selayang Pandang.
19th edn.
D.J.K.S.A, Jakarta.
Kumpulan makalah Mahsiswa SKI Konsentrasi Asia Tengara, Fak.
Adab, IAIN IB. Kapita Selekta Sejarah kebudayaan
Islam di Asia Tenggara.Padang. 3013.
Perutusan
Tetap Republik Indonesia Untuk ASEAN di Jakarta,
Rabu, 20 Februari 2013, Sekretaris
Jenderal ASEAN dan Sekretariat ASEAN, Diakses 20 November 2014 pada: http://www.kemlu.go.id/ptri-asean/
Pages/ Information Sheet.aspx =id
http:/asean/ASEAN
dan Perdamaian Kawasan.htm, (Diakses pada 08 September 2014, pukul: 21: 52)
http://asean/44
Tahun ASEAN Aris Heru Utomo's Blog.htm (Diakses pada 08 September 2014, pukul:
21: 52)
[1] Saifullah, Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), hal: 3.
[2] Direktorat
Jenderal Kerja Sama ASEAN 2011, ASEAN Selayang Pandang, 19th edn, D.J.K.S.A, Jakarta., hlm: 117
[4] Munadjat Danusaputro, ASTRA- JAYA (Asia Tenggara dalam Jalan
Silang Dunia), (Jakarta: Bina Cipta, 1981) hlm: 181
[5] Direktorat
Jenderal Kerja Sama ASEAN 2011, Op.cit, hlm: 14- 15
[6] Ibid, hlm: 18
[7] Perutusan Tetap
Republik Indonesia Untuk ASEAN di Jakarta, Rabu,
20 Februari 2013, Sekretaris
Jenderal ASEAN dan Sekretariat ASEAN, Diakses 20 November 2014 pada:
http://www.kemlu.go.id/ptri-asean/Pages/InformationSheet.aspx =id
[8] http:/asean/ASEAN dan Perdamaian
Kawasan.htm, (Diakses pada 08 September 2014, pukul: 21: 52)
[9] Direktorat
Jenderal Kerja Sama ASEAN 2011, Op.cit, hlm: 225
[10] Ibid, hlm: 50- 56
[11] http://asean/44 Tahun ASEAN Aris Heru Utomo's
Blog.htm (Diakses pada 08 September 2014, pukul: 21: 52)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar