Rabu, 08 April 2015

ASSOCIATION OF SOUTH EAST ASIA NATIONS
(Peran Dan Hal- Hal Yang Telah Dicapai)
Oleh
Rahmat Zulyatama

A.    Latar Belakang
   Association of South East Asia Nations atau yang lebih dikenal dengan sebutan ASEAN adalah nama persekutuan negara- negara Asia Tenggara.[1] Organisasi Asean didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. Hingga sekarang organisasi ini telah berumur 47, dan tentu banyak hal- hal yang telah dilakukan oleh organisasi ini.
Organisai ini dibentuk dengan tujuan memajukan negara-negara anggotanya dalam sektor apapun. Perjalanan yang dilalui organisasi ini semenjak berdirinya hingga sekarang bukanlah hal yang mudah, karena sering terjadi konflik antar Negara anggota contohnya antara Indonesia dengan Malaysia, Malaysia dengan Singapura, atau Thailand dengan Kamboja. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk menelusuri sejarah berdirinya organisai ini beserta peranannya.







B.     Profil ASEAN
Bendera dan lambang ASEAN menggambarkan kondisi negara Asia Tenggara yang dicita-citakan, stabil, damai, bersatu, dan dinamis. Warna yang terhimpun dalam lambang ASEAN mewakilkan ciri masing-masing negara anggota. Biru melambangkan perdamaian dan stabilitas. Merah menggambarkan keberanian dan dinamisme. Putih menunjukkan kesucian, sedangkan kuning melambangkan kemakmuran.
Ikatan rumpun padi melambangkan harapan para tokoh-tokoh pendiri ASEAN agar ke-sebelas negara anggota bersama-sama terikat dalam persahabatan dan solidaritas, sedangkan lingkaran melambangkan kesatuan.
Organisasi ini menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa resminya. Motto-nya adalah; “One Vision, One Identity, One Community”, sedangkan lagu resminya berjudul The ASEAN Way, yang dipilih melalui sebuah kompetisi terbuka (Kompetisi ASEAN Anthem) yang dilaksanakan bulan Juni-November tahun 2008 lalu. Pada putaran final penjurian Kompetisi ASEAN Anthem di Bangkok, Thailand 20 November 2008, lagu berjudul “The ASEAN Way” karya Kittikhun Sodprasert, Sampao Triudom dan Payom Valaiphatchra dari Thailand ditetapkan sebagai lagu resmi ASEAN.[2]
Melalui KTT ASEAN di Bali tanggal 24 Februari 1976, didirikanlah sekretariat ASEAN di Jakarta dengan H.R Darsono sebagai Sekjen pertama ASEAN untuk masa dua tahun. Saat ini ASEAN beranggotakan 11 negara yaitu, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunai Darussalam, Laos, Kamboja, Vietnam, Myanmar, dan Timor Leste.

C.    Sejarah Berdirinya Organisasi ASEAN
Kawasan Asia Tenggara secara geopolitik dan geoekonomi mempunyai nilai strategis, sehingga menjadi incaran perebutan legitimasi kekuasaan demi kepentingan negara-negara besar pasca Perang Dunia II. Persaingan antar negara adidaya dan kekuatan besar lainnya di kawasan Asia Tenggara, antara lain terlihat pada Perang VietNam. Bukan hanya pihak luar, posisi strategis ini juga menyebabkan konflik antara sesama negara-negara Asia Tenggara seperti, Indonesia dan Malaysia. 
Dilatarbelakangi perkembangan situasi di kawasan Asia Tenggara pada saat itu, negara-negara yang berada di kawasan ini menyadari perlunya dibentuk suatu kerjasama yang dapat meredakan saling curiga, sekaligus membangun rasa saling percaya yang mampu mendorong tingkat pembangunan di kawasan. Sebelum terbentuknya ASEAN tahun 1967, negara-negara Asia Tenggara telah melakukan berbagai upaya untuk menggalang kerjasama regional baik yang bersifat intra maupun ekstra kawasan seperti; Association of Southeast Asia (ASA), Malaya, Philippina, Indonesia (MAPHILINDO), South East Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO), South East Asia Treaty Organization (SEATO) dan Asia and Pacific Council (ASPAC).
Cikal bakal organisasi ini telah dirintis tahun 1966 oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Adam Malik melalui serangkaian kegiatan geopolitik guna menyelesaikan konfrontasi Indonesia-Malaysia.  Pertemuan Adam Malik dengan Menteri Luar Negeri Filipina, Narcisco Ramos 29 April 1966, memunculkan tekad untuk memecahkan masalah di kawasan Asia Tenggara seperti konfrontasi Indonesia-Malaysia dan menjalin kerjasama regional antara kedua pihak. Usaha ini berakhir baik dengan ditandatanganinya perjanjian untuk menormalisasi hubungan Indonesia-Malaysia di Jakarta, yang berisi; pertama, Malaysia dan Indonesia memutuskan untuk mengadakan perjanjian yang mempu menormalisasi hubungan keduanya, kedua, hubungan diplomatik kedua Negara akan segera diadakan melalui pertukaran perwakilan diplomatic secepat mungkin.[3]
Organisasi ASEAN berdiri di Bangkok tanggal 8 Agustus 1967 melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok. Diprakarsai oleh lima negara yakni Thailand, Malaysia, Singapura, Fhilpina dan Indonesia.[4] Masing-masing negara mengutus Menteri Luar Negeri mereka sebagai perwakilan. Indonesia mengutus Adam Malik sebagai delegasi, Tun Abdul Razak dari Malaysia, Narsisco Ramos dari Filipina, Rajaratnam dari Singapura, dan Thanat Koman sebagai perwakilan Negara Thailand.
Dapat disimpulkan bahwa berdirinya ASEAN selain untuk menjaga perdamaian sesama negara di Asia Tenggara sebagai antisipasi atas berkobarnya perang Indo-Cina dan Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur, juga dilatarbelakangi oleh posisi strategis kawasan ini yang menghubungkan jalur perdagangan antara Timur dan Barat, yang selalu menjadi incaran pihak asing untuk berebut pengaruh di wilayah ini.
D.    Tujuan ASEAN
Secara rinci, tujuan berdirinya organisasi ASEAN tertuang dalam Piagam, yaitu:
1.      Memelihara dan meningkatkan perdamaian, keamanan, dan stabilitas serta lebih memperkuat nilai-nilai yang berorientasi pada perdamaian di kawasan;
2.      Meningkatkan ketahanan kawasan dengan memajukan kerja sama politik, keamanan, ekonomi, dan sosial budaya yang lebih luas;
3.      Mempertahankan Asia Tenggara sebagai Kawasan Bebas Senjata Nuklir dan bebas dari semua jenis senjata pemusnah massal lainnya;
4.      Menjamin bahwa rakyat dan Negara-Negara Anggota ASEAN hidup damai dengan dunia secara keseluruhan di lingkungan yang adil, demokratis, dan harmonis;
5.      Menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang stabil, makmur, sangat kompetitif, dan terintegrasi secara ekonomis melalui fasilitasi yang efektif untuk perdagangan dan investasi, yang di dalamnya terdapat arus lalu lintas barang, jasa-jasa dan investasi yang bebas; terfasilitasinya pergerakan pelaku usaha, pekerja profesional, pekerja berbakat dan buruh; dan arus modal yang lebih bebas;
6.      Mengurangi kemiskinan dan mempersempit kesenjangan pembangunan di ASEAN melalui bantuan dan kerja sama timbal balik;
7.      Memperkuat demokrasi, meningkatkan tata kepemerintahan yang baik dan aturan hukum, dan memajukan serta melindungi hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan fundamental, dengan memper-hatikan hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari Negara-Negara Anggota ASEAN;
8.      Menanggapi secara efektif, sesuai dengan prinsip keamanan menyeluruh, segala bentuk ancaman, kejahatan lintas-negara dan tantangan lintas-batas;
9.      Memajukan pembangunan berkelanjutan untuk menjamin perlindungan lingkungan hidup di kawasan, sumber daya alam yang berkelanjutan, pelestarian warisan budaya, dan kehidupan rakyat yang berkualitas tinggi;
10.  Mengembangkan sumber daya manusia melalui kerja sama yang lebih erat di bidang pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat, serta di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk pemberdayaan rakyat ASEAN dan penguatan Komunitas ASEAN;
11.  Meningkatkan kesejahteraan dan penghidupan yang layak bagi rakyat ASEAN melalui penyediaan akses yang setara terhadap peluang pembangunan sumber daya manusia, kesejahteraan sosial, dan keadilan;
12.  Memperkuat kerja sama dalam membangun lingkungan yang aman dan terjamin bebas dari narkotika dan obat-obat terlarang bagi rakyat ASEAN;
13.  Memajukan ASEAN yang berorientasi kepada rakyat yang di dalamnya seluruh lapisan masyarakat didorong untuk berpartisipasi dalam, dan memperoleh manfaat dari, proses integrasi dan pembangunan komunitas ASEAN;
14.  Memajukan identitas ASEAN dengan meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi akan keanekaragaman budaya dan warisan kawasan; dan
15.  Mempertahankan sentralitas dan peran proaktif ASEAN sebagai kekuatan penggerak utama dalam hubungan dan kerja samanya dengan para mitra eksternal dalam arsitektur kawasan yang terbuka, transparan, dan inklusif.[5]
E.     Sekretariat ASEAN
Melalui KTT ASEAN di Bali tanggal 24 Februari 1976, didirikanlah sekretariat ASEAN di Jakarta dengan H.R Darsono sebagai Sekjen pertama ASEAN untuk masa dua tahun. Berikutnya, masa jabatan diperpanjang menjadi 4 tahun, dan mufakat terakhir menyetujui bahwa seorang Sekjen ASEAN diamanahi jabatan untuk masa 5 tahun.
Jabatan Sekjen dipergilirkan antara negara anggota dengan memakai abjad awal nama negara sebagai acuan. Adapun nama-nama Sekjen Asean yang pernah menjabat yaitu:
1.      Hartono Rekso Dharsono (Indonesia), 7 Juni 1976 – 18 Februari 1978
2.      Umarjadi Notowijono (Indonesia), 19 Februari 1978-30 Juni 1978
3.      Datuk Ali Bin Abdullah (Malaysia), 10 Juli 1978-30 Juni 1980
4.      Narciso G. Reyes (Filipina), 1 Juli 1980-1 Juli 1982
5.      Chan Kai Yau (Singapura), 18 Juli 1982-15 Juli 1984
6.      Phan Wannamethee (Thailand), 16 Juli 1984-15 Juli 1986
7.      Roderick Yong (Brunei Darussalam), 16 Juli 1986-16 Juli 1989 
8.      Rusli Noor (Indonesia), 17 Juli 1989-1 Januari 1993
9.      Datuk Ajit Singh (Malaysia), 1 Januari 1993-31 Desember 1997
10.       Rodolfo C. Severino (Filipina),1 Januari 1998-31 Desember 2002
11.       Ong Keng Yong, (Singapura), 1 Januari 2003 – 31 Desember 2007
12.       DR. Surin Pitsuwan (Thailand), 1 Januari 2008 – 31 Desember 2012.[6]
13.       H.E. LE Luong Minh (Vietnam), 1 Januari 2013- 31 Desember 2017[7]
Kesektertariatan Asean ini sendiri berada di wilayah Indonesia tepatnya di Jl. Sisingamangaraja 70A Jakarta Selatan 12110 Indonesia dengan No Tel : (6221) 7262991, 7243372, Fax : (6221) 7398234, 7243504 dan
Email :
public@aseansec.org

F.     Peranan ASEAN dan Hal- hal yang Telah Dicapai
Selama 47 tahun berkiprah sebagai wadah kerjasama bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Organisasi ASEAN telah banyak berperan dalam berbagai aspek, yaitu:
1.      Politik-Perdamaian
Peran ASEAN dalam perpolitikan terlihat dalam usahanya menciptakan perdamaian antara Kamboja dan Vietnam. Krisis Kamboja yang terjadi tahun 1975 semakin meluas pada tahun 1978, ketika Democratic Kampuchea (DK) melakukan serangan balasan yang dilancarkan di Baratdaya perbatasan Vietnam dan atas permintaan Kampuchea United Front for National Salvation tentara Vietnam melancarkan serangan penuh terhadap kelompok Khmer Merah yang dipimpin Pol Pot. Kelompok Khmer Merah diperkirakan telah membantai sekitar 1,6 juta orang Kamboja atas dasar pemurnian dan totalisme dalam bertindak. Dalam kurun waktu 3 minggu, tentara Vietnam berhasil menguasai Phnom Penh dan membantu mendirikan People’s Republic of Kampuchea (PRK).
Terdapat beberapa keganjilan terkait tindakan balas dendam yang melibatkan negara di luar kawasan ketika krisis Kamboja terjadi. Amerika berada di belakang Pol Pot guna membalaskan dendam masa lalu mereka atas kekalahannya dalam perang Vietnam. DK dan PRK menjadi bidak negara lain yang ikut andil dalam krisis Kamboja. DK atau Khmer Merah didukung oleh China dan Amerika, sedangkan PRK yang dipimpin Hun Sen didukung oleh Vietnam. Di sini ASEAN mengambil peran sebagai penengah dalam menyelesaikan konflik yang terjadi guna mempertahankan stabilitas keamanan kawasan.
Langkah pertama yang diambil ASEAN untuk menyelesaikan konflik ini adalah menekan tentara Vietnam agar keluar dari wilayah Kamboja dengan cara memobilisasi masyarakat internasional dan UN Security Council untuk mengisolasi kedua negara baik secara diplomasi maupun ekonomi. Cara yang ASEAN tempuh dalam menyelesaikan konflik Kamboja sangatlah diplomatis, tidak ada penggunaan cara militer, hanya melalui lobby dan diplomasi yang baik. Hal tersebut tidak lepas dari kerjasama antar anggota lain yang tidak terlibat konflik dan lebih mengutamakan perdamaian kawasan tanpa ada kepentingan yang menunggangi konflik tersebut.
ASEAN mendukung Kamboja secara keseluruhan, tidak mendukung kelompok yang terlibat baik itu DK ataupun PRK. Perdamaian yang terbaik untuk rakyat Kamboja, dan penghentian konfrontasi bersenjata menjadi prioritas. Dalam sidang umum PBB yang membahas masalah Kamboja, ASEAN sukses menghalangi proposal India untuk mengosongkan kursi Kamboja dan menafikan keikutsertaan Vietnam. Menteri-menteri luar negeri ASEAN memerintahkan untuk menarik semua pasukan asing tanpa terkecuali yang berada di wilayah Kamboja serta membuka kembali pemerintahan Phnom Penh agar rakyat Kamboja mendapatkan hak mereka dalam pemilihan umum. Banyak konflik lain yang mampu diselesaikan ASEAN dengan baik dan tetap berpegang teguh pada apa yang mereka percayai.[8]
Sengketa yangdihadapi ASEAN tidak hanya terjadi antar Negara anggota, namun juga sengketa yang terjadi antara ASEAN dengan wilayah di luar kawasan, seperti sengketa laut Cina Selatan. ASEAN telah berhasil mengelola potensi konflik di Laut China Selatan menjadi potensi kerjasama yang melibatkan beberapa negara ASEAN dan China. ASEAN dan China berhasil menyepakati Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC) yang ditujukan untuk menyelesaikan persengketaan secara damai.[9]
Asia Tenggara juga menyatakan bahwa wilayah mereka bebas dari senjata nuklir. Ini dibuktikan dengan adanya South-East Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ) Treaty ditandatangani di Bangkok pada tanggal 15 Desember 1995.  Traktat ini mulai berlaku pada tanggal 27 Maret 1997.  Pembentukan SEANWFZ menunjukkan upaya negara-negara di Asia Tenggara untuk meningkatkan perdamaian dan stabilitas kawasan baik regional maupun global, dan dalam rangka turut serta mendukung upaya tercapainya pelarangan senjata nuklir secara umum dan menyeluruh khususnya di wilayah Asia Tenggara.
Upaya-upaya negara anggota ASEAN untuk memperjuangkan traktat SEANWFZ di tingkat internasional salah satunya adalah dengan diakuinya traktat tersebut melalui resolusi Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Januari 2008 dengan nomor A/Res/62/31 dengan dukungan perolehan suara 174 negara, termasuk Rusia dan China sebagai negara anggota Dewan Keamanan PBB. Amerika Serikat adalah satu-satunya pihak yang menolak, sementara 5 negara abstain yaitu Inggris, Perancis, Israel, Palau dan Micronesia. Pengakuan sidang Majelis Umum PBB terhadap Traktat SEANWFZ tersebut telah menunjukkan upaya negara-negara di Asia Tenggara untuk meningkatkan perdamaian dan stabilitas kawasan baik regional maupun global, dan dalam rangka turut serta mendukung upaya tercapainya suatu pelucutan dan pelarangan senjata nuklir secara umum dan menyeluruh.
Dapat dipahami bahwa organisasi ASEAN telah memberi peran penting bagi anggota- anggotanya. Keberadaan organisasi ini mampu mengubah sengketa menjadi kerjasama. Hal ini dapat dilihat pada sengketa Laut Cina Selatan yang berubah menjadi kerjasama antara negara anggota ASEAN dengan negara Cina. Sejauh ini ASEAN telah sukses berperan sebagai jembatan perdamaian baik sesama anggota maupun dengan negara di luar kawasan Asia Tenggara.
2.      Ekonomi
Sejak dibentuknya ASEAN sebagai organisasi regional pada tahun 1967, negara-negara anggota telah meletakkan kerjasama ekonomi sebagai salah satu agenda utama yang perlu dikembangkan. Pada awalnya kerjasama ekonomi difokuskan pada program-program pemberian preferensi perdagangan (preferential trade), usaha patungan (joint ventures), dan skema saling melengkapi (complementation scheme) antar pemerintah negara-negara anggota maupun pihak swasta di kawasan ASEAN, seperti ASEAN Industrial Projects Plan (1976), Preferential Trading Arrangement (1977), ASEAN Industrial Complementation scheme (1981), ASEAN Industrial Joint-Ventures scheme (1983), dan Enhanced Preferential Trading arrangement (1987). Pada dekade 80-an dan 90-an, ketika negara-negara di berbagai belahan dunia mulai melakukan upaya-upaya untuk menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi, negara-negara anggota ASEAN menyadari bahwa cara terbaik untuk bekerjasama adalah dengan saling membuka perekonomian mereka, guna menciptakan integrasi ekonomi kawasan.
Dalam hubungan perdagangan ASEAN juga menjalin kerjasama dengan pihak luar, seperti ASEAN–China Free Trade Agreement yang di sepakati pada Januari 2007 di Cebu, Filipina. Dengan adanya perjanjian ini diharapkan mampu meningkatkan perekonomian di Asia Tengara dan Cina. Bukti nyata pertumbuhan ekonomi ditandai dengan meningkatnya volume perdagangan ASEAN-China dari US$ 160 miliar pada tahun 2006 menjadi US$171.1 miliar pada tahun 2007. Sebagai catatan, pada periode 2003-2007 total nilai perdagangan Indonesia-China tumbuh sebesar 28.7%. Selain dengan Cina, ASEAN juga memilki perjanjian dagang dengan Australia, New Zealand, India, Kanada, dan Jepang.
ASEAN juga bergerak disektor jasa, seperti jasa Angkatan Laut dan Angkata Udara. Pada sektor sumber daya ASEAN lebih banyak bergerak dibidang pangan. Salah satu bentuk upayanya yaitu mengembangkan website ASEAN Food Safety Network (www.aseanfoodsafetynet work.net) untuk memberikan informasi yang berguna terkait keamanan pangan.[10]
3.      Sosial
Kerjasama dibidang sosial terlihat pada pembentukan Komunitas Bloger ASEAN 10 Mei 2011. Pembentukan komunitas ini kiranya dapat dijadikan momentum bagi ASEAN untuk lebih banyak lagi melibatkan peran masyarakat dalam proses pembentukan komunitas ASEAN.
Komunitas Sosial Budaya ASEAN bersifat terbuka dan bergerak berdasarkan pendekatan kemasyarakatan (People-Centered approach): dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Komunitas ini mencakup kerjasama yang sangat luas dan multi-sektor, mulai dari upaya pengentasan kemiskinan, penanganan isu kesehatan, ketenagakerjaan, kepemudaan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, penanggulangan narkoba, kerjasama pegawai negeri, kerjasama pendidikan, penerangan, kebudayaan, lingkungan hidup, iptek hingga kerjasama penanganan kebencanaan, serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang keberadaan ASEAN (ASEAN Awareness).[11]
Sebagai satu komunitas sosial budaya, masyarakat ASEAN akan bersama-sama mengatasi berbagai tantangan pertumbuhan penduduk dan kemiskinan, ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat. Negara-negara ASEAN perlu meningkatkan kerjasama untuk memperkuat daya saing kawasan melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan lingkungan hidup. ASEAN akan berupaya membuka akses seluas-luasnya bagi penduduknya dengan memperhatikan keseimbangan gender di berbagai bidang, antara lain di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai pelatihan untuk pengembangan sumber daya manusia, membangun kualitas hidup yang lebih baik, meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, serta terus melakukan pengawasan penyebaran wabah penyakit, pengendalian penyebarluasan penyalahgunaan dan penyelundupan narkoba, penurunan kualitas lingkungan dan polusi lintas batas.
Untuk dapat melaksanakan kerjasama yang baik di seluruh sektor pemerintahan maka ASEAN terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui peningkatan kapabilitas pegawai negeri dan good governance serta meningkatkan keterlibatan masyarakat madani (civil society).
Namun menurut saya peran masyarakat terhadap ASEAN ini belum begitu terlihat, malahan tidak terlihat sama sekali. Keberadaan ASEAN sendiri lebih kita ketahui fungsinya sebagai pemersatu dari negara- negara yang berada di wilayah Asia bagian Tenggara.
Survei Litbang Kompas mengenai ASEAN pada minggu pertama Mei 2011 dan dirilis Kompas pada tanggal 13 Mei 2011, menyatakan bahwa hanya 16 persen responden yang mengetahui rencana pembentukan Komunitas ASEAN. Bahkan hanya seperempat dari mereka mengetahui informasi pembentukan Komunitas ASEAN yang ditargetkan pada tahun 2015.

G.    Kesimpulan
Organisai negara-negara di kawasan Asia Tenggara,  ASEAN (Association of South East Asia Nations) telah banyak berperan bagi negara anggotanya, baik dalam upaya perdamaian maupun peciptaan kerjasama regional. Saat ini ASEAN sekarang yakni terdiri dari 11 negara dan keanggotan ini sampai sekarang masih bertahan mebuktikan betapa solidnya persatuan organisasi ASEAN ini.
Peran- peran oraganisasi ini sudah banyak secara garis besar dapat kita ekonomi tidak hanya melkukan kerja sama dengan negara- negara sesama anggota ASEAN namun mereka secara bersama melkukan kerja sama ekonomi dengan negara di luar ASEAN Seperti dengan Jepanga dan Australi.
Pada bidang politik menjadikan negara Asean sebagai kawasan bebas dari nuklir, selain itu juga ASEAN berperan dalam menjalankan perdamaian antara sesama anggota. Tidak hanya di bidang politik dan ekonomi saja, organisasi ASEAN ini juga berperan dalam bidang sosial dan budaya. Kerja sama ini berguna untuk menjadikan masyarakat ASEAN yang saling peduli dan berbagi.


Daftar Kepustakaan
Danusaputro, Munadjat. ASTRA- JAYA (Asia Tenggara dalam Jalan Silang Dunia). (Jakarta: Bina Cipta. 1981)
Ricklefs, M.C. dkk. Sejarah Asia Tenggara Dari Masa Prasejarah Samapai Kontemporer. Jakarta: Komunitas Bambu. 2013)
Saifullah. Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010)
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN 2011. ASEAN Selayang Pandang. 19th edn. D.J.K.S.A, Jakarta.
Kumpulan makalah Mahsiswa SKI Konsentrasi Asia Tengara, Fak. Adab, IAIN IB. Kapita Selekta Sejarah kebudayaan Islam di Asia Tenggara.Padang. 3013.
Perutusan Tetap Republik Indonesia Untuk ASEAN di Jakarta, Rabu, 20 Februari 2013, Sekretaris Jenderal ASEAN dan Sekretariat ASEAN, Diakses 20 November 2014 pada: http://www.kemlu.go.id/ptri-asean/ Pages/ Information Sheet.aspx =id
http:/asean/ASEAN dan Perdamaian Kawasan.htm, (Diakses pada 08 September 2014, pukul: 21: 52)
http://asean/44 Tahun ASEAN Aris Heru Utomo's Blog.htm (Diakses pada 08 September 2014, pukul: 21: 52)




[1] Saifullah, Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia Tenggara, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal: 3.
[2] Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN 2011, ASEAN Selayang Pandang, 19th edn, D.J.K.S.A, Jakarta., hlm: 117
[3] Saifullah ,Op.cit, hal.5
[4] Munadjat Danusaputro, ASTRA- JAYA (Asia Tenggara dalam Jalan Silang Dunia), (Jakarta: Bina Cipta, 1981) hlm: 181
[5] Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN 2011, Op.cit, hlm: 14- 15
[6] Ibid, hlm: 18

[7] Perutusan Tetap Republik Indonesia Untuk ASEAN di Jakarta, Rabu, 20 Februari 2013, Sekretaris Jenderal ASEAN dan Sekretariat ASEAN, Diakses 20 November 2014 pada: http://www.kemlu.go.id/ptri-asean/Pages/InformationSheet.aspx =id


[8] http:/asean/ASEAN dan Perdamaian Kawasan.htm, (Diakses pada 08 September 2014, pukul: 21: 52)
[9] Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN 2011, Op.cit, hlm: 225
[10] Ibid, hlm: 50- 56
[11] http://asean/44 Tahun ASEAN Aris Heru Utomo's Blog.htm (Diakses pada 08 September 2014, pukul: 21: 52)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar